Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

KADIN Ungkap Sejumlah Kriteria Calon Presiden Pilihan Pengusaha

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Mulyadi Jayabaya mengungkap sejumlah kriteria calon presiden pilihan pengusaha.

29 Agustus 2023 | 21.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
(Dari kiri) Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad; Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI) Raymond Arfandy; Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sarman Simanjorang; Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Pengembangan Ekonomi Daerah Mulyadi Jayabaya; dan Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Anggawira dalam acara diskusi bertajuk "Top of Mind Isu Ekonomi pada Pilpres 2024: Kalkulasi Padangan Capres Cawapres Harapan Pengusaha". Acara tersebut digelar di Uncle Z Kopitiam Senopati, Jakarta Selatan pada Senin, 28 Agustus 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Mulyadi Jayabaya menyoroti sejumlah isu ekonomi yang menjadi fokus pengusaha menjelang pemilihan presiden 2024, yakni masalah ketimpangan, perizinan, dan pemberdayaan desa. Dia mengungkapkan sejumlah kriteria calon presiden yang menjadi harapan pengusaha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kita butuh pemimpin (calon presiden) yang mampu melihat ke depan, yang melihat masalah-masalah ini tidak hanya sebagai tantangan, tetapi sebagai peluang untuk membuat Indonesia lebih maju,” ungkap Mulyadi dalam forum diskusi yang digagas oleh Poli-Eco Digital Insight Institute (PEDAS), Selasa, 29 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, yaitu ketimpangan. Menurutnya, ketimpangan adalah luka yang terus meradang, khususnya di sektor pertanian. “Banyak petani merasa terabaikan, terutama terkait akses pupuk subsidi," lanjutnya.

Berikutnya, perizinan. Mulyadi mengkritik sistem yang saat ini terlalu berpusat di pemerintah pusat. Ia menilai pemusatan perizinan menyulitkan daerah, padahal daerah memiliki potensi besar dan harus diberi wewenang yang lebih besar dalam hal perizinan. “Selama kita fokus pada perkembangan daerah, kita juga harus memperhatikan bagaimana daerah itu sendiri dapat berkembang,” ujarnya.

Terakhir, ia turut menyinggung terkait pentingnya membangun ekonomi dari desa sebagai fondasi kebangkitan ekonomi nasional. Ia menjelaskan, desa adalah jantung ekonomi Indonesia. Menurut Mulyadi, jika desa kuat, negara akan kuat.

Ia menyarankan agar data hasil evaluasi perkembangan desa berdasarkan Indeks Desa Membangun dijadikan acuan dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan APBDes. "Dengan mengacu pada data evaluasi tersebut, kita dapat memastikan bahwa setiap desa di Indonesia memiliki langkah yang konkret untuk mencapai status 'Desa Mandiri',” kata Mulyadi.

Kedepannya ia berharap, pemimpin Indonesia selanjutnya bukan hanya mampu mempertahankan pencapaian positif era Jokowi, namun mampu memberikan solusi konkret untuk masalah pendidikan, pertanian, perizinan, dan pemberdayaan desa.

Sebagai tambahan dari sisi perspektif digital dan big data, Direktur Poli-Eco Digital Insight Institute (PEDAS) Anthony Leong menyebutkan masih belum banyak isu ekonomi yang muncul di gagasan bakal calon presiden saat ini.

“Media sosial, terutama Twitter, menjadi ajang diskusi hangat mengenai Pilpres 2024. Tren yang kami lihat menunjukkan harapan kuat dari para pengusaha agar program-program Presiden Jokowi tetap dilanjutkan. Tapi masih belum banyak isu ekonomi yang digagas oleh bakal calon presiden sekarang. Ini yang perlu didorong,” ujar Anthony yang juga merupakan seorang Pakar Digital.

Ia mengatakan, pemimpin yang mampu melanjutkan dan memperbaiki kebijakan menjadi asa bagi pengusaha dan masyarakat Indonesia secara umum, seiring dengan momentum Pilpres 2024 yang semakin dekat.

“Pengusaha akan lebih berperan dalam pilpres 2024. Bagaimana kalangan pengusaha bisa juga dilirik menjadi kandidat cawapres ke depan, kabinet ke depan menjadi sesuatu yang bisa memberikan nilai tambah dan kontribusi ke depannya,” ujar Anthony.

IRMA AULIA IRAWAN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus