Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menperin Sebut Ekspor Batik Melejit di Tengah COVID-19

Menperin menyatakan pandemi Covid-19 tak menyurutkan permintaan terhadap batik.

2 Oktober 2020 | 14.35 WIB

Motif batik Jakarta di Rumah Batik Palbatu, Jakarta Selatan, Kamis, 1 Oktober 2020. Pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional setelah UNESCO mengakui batik sebagai karya agung warisan budaya manusia dan lisan pada tahun 2009 silam. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Motif batik Jakarta di Rumah Batik Palbatu, Jakarta Selatan, Kamis, 1 Oktober 2020. Pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional setelah UNESCO mengakui batik sebagai karya agung warisan budaya manusia dan lisan pada tahun 2009 silam. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa ekspor batik meningkat di tengah pandemi COVID-19 menjadi US$ 21,54 juta pada periode Januari - Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 17,99 juta dengan pasar utama ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Fenomena yang cukup unik, karena pasar ekspornya bisa meningkat di saat masa pandemi COVID-19 ini," kata Agus Gumiwang saat menghadiri peresmian Rangkaian Kegiatan Hari Batik Nasional 2020 bertajuk Kreasi Tiada Henti secara virtual di Jakarta, Jumat, 2 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Agus Gumiwang mengatakan usaha membuka pasar-pasar baru tingkat global diharapkan bisa membantu kembali menggairahkan kinerja industri batik Indonesia, sekaligus semakin memperkenalkan batik Indonesia.

Menurut Agus, melihat kondisi yang ada selain merupakan warisan budaya, batik juga merupakan komoditi industri yang cukup penting.

Industri ini dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam penciptaan nilai tambah, perdagangan, besaran investasi, dampak terhadap industri lainnya, serta kecepatan penetrasi pasar.

"Kemenperin terus berupaya melestarikan serta mendorong pengembangan industri batik nasional agar lebih berdaya saing global," ujar Menperin.

Menurut data Kemenperin, saat ini industri batik mencapai 47.000 unit dan tersebar di 101 sentra serta mempekerjakan lebih dari 200.000 orang. Menteri Agus menambahkan industri batik juga telah berperan besar dalam menyumbang devisa negara.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus