Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono Peringati HUT RI di NTT: Bentuk Perhatian Pemerintah

Trenggono menyatakan kehadiran di Kabupaten Sabu Raijua sebagai salah satu bentuk komitmen dan perhatian untuk mengangkat potensi daerah terluar

17 Agustus 2024 | 15.37 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari Ulang TahunKemerdekaan ke-79 Republik Indonesia di Kabupaten Sabu-Raijua, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 17 Agustus 2024. Dok. KkP
Perbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari Ulang TahunKemerdekaan ke-79 Republik Indonesia di Kabupaten Sabu-Raijua, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 17 Agustus 2024. Dok. KkP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, peringatan HUT RI ke-79 yang digelar di Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai bentuk perhatian pemerintah pada potensi yang dimiliki daerah terluar Indonesia. Saat menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Sabu-Raijua, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, Trenggono menyatakan kehadiran di Kabupaten Sabu Raijua sebagai salah satu bentuk komitmen dan perhatian untuk mengangkat potensi daerah terluar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Trenggono yang mengenakan baju adat Sabu Raijua menjelaskan, dirinya menjadi salah satu menteri yang melaksanakan upacara HUT RI di pulau terluar, hal ini untuk melihat bagaimana implementasi pembangunan di sektor kelautan dan perikanan khususnya di Kabupaten Sabu Raijua, NTT. “Kami juga ingin memastikan bahwa kita semua dalam semangat yang sama bahwa program pembangunan kelautan dan perikanan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat di daerah terluar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menjelaskan bahwa program ekonomi biru yang digagas merupakan upaya untuk mendorong pembangunan di sektor kelautan dan perikanan secara merata, dengan tetap menempatkan keberlanjutan dan kesehatan ekologi sebagai arah utama kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan.

“Selain sebagai upaya menjaga kesehatan dan keberlanjutan ekologi laut bagi generasi mendatang, seluruh program tersebut pada prinsipnya adalah ikhtiar kita semua untuk menghadirkan pertumbuhan ekonomi kelautan dan perikanan yang merata antarwilayah serta tumbuhnya ekosistem bisnis kelautan dan perikanan yang kuat dan mandiri,” katanya lagi.

Adapun program ekonomi biru tersebut, yaitu memperluas kawasan konservasi laut; penangkapan ikan terukur berbasis kuota; mengembangkan laut, tawar, ikan terukur budidaya air payau yang berkelanjutan; pengelolaan dan pengawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; serta penanganan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau Bulan Cinta Laut.



Aisha Shaidra

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus