Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Produksi pupuk urea PT Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri Palembang selama 2017 naik hingga 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Direktur Utama PT Pusri Mulyono Prawiro menjelaskan, naiknya produksi merupakan dampak langsung mulai berjalannya secara penuh pabrik baru bernama Pusri IIB.
Selain terjadi peningkatan angka produksi, pabrik baru berhasil menekan biaya produksi yang tidak sedikit. "Sepanjang tahun ini, kami bisa memproduksi setidaknya 2,2 juta urea," kata Mulyoni, Ahad, 24 Desember 2017.
Selama ini, kata Mulyono, perseroan plat merah itu hanya mampu memproduksi urea tidak lebih dari dua juta ton. Pada tahun pertama operasional pabrik, seusai peletakan batu pertama pada era Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Pusri IIB menunjukkan kinerja yang baik. Sehingga dia optimistis produktivitas perusahaan akan terus meningkat.
Mulyono melanjutkan, perusahaan sedang menghadapi perubahan di lingkungan bisnis serta tantangan yang harus siap dihadapi. Pada beberapa tahun mendatang, perusahaan akan melakukan restrukturisasi pabrik Pusri III dan Pusri IV dan saat ini sudah dalam tahap perencanaan awal.
Direktur Produksi PT Pusri Filius Yuliandi menjelaskan, selama 58 tahun, PT Pusri Palembang telah memberikan kontribusi serta mendukung pemerintah dalam program ketahanan pangan. Sebagai pelopor pabrik pupuk di Indonesia, Pusri telah merealisasikan salah satu proyek strategis perusahaan, yaitu dengan memulai pembangunan proyek pabrik NPK Fusion II dengan kapasitas desain 2 x 100 ribu ton/tahun.
Dia berharap pabrik baru ini membuat Pusri lebih kompetitif. “Untuk amoniak, kami berhasil memproduksi hingga 108 persen,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini