Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rencana Impor KRL Bekas, Luhut: Kita Nggak Boleh Buat Kesalahan Seperti Ini Lagi

Menteri Luhut menanggapi rencana impor kereta rel listrik atau KRL bekas dari Jepang. Menurut dia, hal-hal seperti ini tidak boleh diulangi.

4 Maret 2023 | 07.30 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2023. Dia menyebut impor KRL bekas harus segera dilakukan. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2023. Dia menyebut impor KRL bekas harus segera dilakukan. Tempo/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan menanggapi tentang rencana impor kereta rel listrik atau KRL bekas dari Jepang. Menurut dia, hal-hal seperti ini tidak boleh diulangi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Tapi kira-kira begini, kita nggak boleh buat kesalahan-kesalahan seperti ini lagi. Dulu pernah impor barang bekas, masa sekarang impor barang bekas?" kata Luhut saat ditemui awak media di kantornya, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Jadi, kata dia, kenapa tak dibuat perencanaan supaya tidak impor. Dia melanjutkan, memang akan sedikit lebih mahal tapi uangnya akan berputar di dalam negeri. 

BPKP akan diminta audit 

"Tapi kalau ini masalah waktu nggak bisa, kita mau kirim BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) untuk melakukan audit dulu barangnya," ujar Luhut.

Nantinya, BPKP akan melihat kereta tersebut sehingga tidak dilihat melalui tangan ketiga. Selain itu, supaya harga impor KRL bekas tidak dibuat-buat.

"Jangan sampai ada penyimpangan-penyimpangan harga," tutur Ketua Tim Pengarah Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) tersebut.

Sementara itu, Vice President Corporate Secretary PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan pihaknya merencanakan pengadaan kereta bukan baru untuk mengganti kereta yang rencananya akan dikonservasi mulai tahun ini.

Untuk itu, KCI telah melakukan Forum Group Discussion (FGD) terlebih dulu dengan melibatkan stakeholders dari kementerian, pengamat dan komunitas pengguna commuterline

Selanjutnya: "Hasilnya, impor kereta bukan baru memang..."

"Hasilnya, impor kereta bukan baru memang menjadi pilihan utama untuk menggantikan kereta-kereta yang dikonservasi," ujar Anne melalui keterangan pers.

Menurut dia, ada pilihan lain dengan meng-upgrade teknologi pada kereta yang akan dikonservasi. Namun, pilihan tersebut butuh waktu 1-2 tahun untuk pengerjaannya. 

Kereta bekas impor tak langsung digunakan

Selain itu, dia menyebut pihaknya telah berdiskusi dengan PT INKA, Jepang, dan Spanyol terkait sharing upgrade teknologi ini. Lebih lanjut, kereta bekas yang akan diimpor tidak akan langsung digunakan untuk operasional commuterline

"Namun, KAI Commuter melakukan upgrade pada gerbong-gerbong kereta yang diimpor itu. Misalnya, mengganti AC di dalam kereta, bangku-bangku di setiap kereta, dengan barang-barang yang memiliki tingkat TKDN (Tingkat Komponen Dalam) yang tinggi," tutur Anne.

Menurut hitungan KCI, setelah interior dan eksterior kereta tersebut diganti, TKDN setiap trainset kereta menjadi 40 persen. Jumlah ini berada di atas standar yang ada. 

"Semua produk yang digunakan merupakan produk dalam negeri. Saat ini KAI Commuter masih belum mendapat izin untuk kereta bukan baru tersebut," tuturnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus