Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pembangunan proyek jalan yang berada di bawah terminal bandara Kulon Progo atau Yogyakarta International Airport (YIA) atau underpass di Kabupaten Kulon Progo ditargetkan selesai dan beroperasi akhir tahun 2019 ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proyek jalan bawah tanah itu disebut-sebut terpanjang di Indonesia karena panjangnya sekitar 1,4 kilometer membentang dari Desa Glagah sampai Desa Palihan Kecamatan Temon Kulon Progo. Saat ini progess pembangunannya sudah mencapai 60 persen.
“Target akhir tahun ini beroperasi, kami kebut pengerjaannya dalam tiga shift,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional DIY, M Sidiq Hidayat, Rabu 10 Juli 2019.
Underpass yang memiliki panjang terowongan 1.095 meter dengan lebar 16 meter ini peruntukannya terbagi empat lajur. Di mana sepanjang jalur akan dipasangi barier untuk mengantisipasi kecelakaan.
Bangunan underpass tersebut, ujar Sidiq, dirancang kuat menahan beban karena berada di dalam tanah dan mampu menahan air. Tebal dindingnya mencapai 60 cm.
Sedangkan untuk finishing, jembatan ini bakal dilengkapi dengan hiasan atau ornamen khas DIY. Salah satunya motif batik gebleg renteng yang menjadi motif batik di Kabupaten Kulonprogo.
Pelaksana Tugas Sementara (PTS) General Manager Bandara YIA Agus Pandu Purnama mengatakan dengan pembangunan underpass JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan) ini bakal membuat aksesibilitas transportasi ke bandara YIA semakin mudah. "Akses transportasi akan semakin mudah,” ujarnya.
Selama ini moda yang transportasi yang tersedia bagi masyarakat menuju bandara mulai dari jalur kereta api ke Stasiun Wojo yang diteruskan dengan shuttle bus, maupun shuttle lain ke Cilacap, Purkowerto maupun ke Bandara Adisutjipto.
Simak berita lainnya terkait Bandara Kulon Progo di Tempo.co.