Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Cerita Pramugari KAI Jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Sesama Pegawai di Gerbong Kereta

Seorang pramugari KAI menjadi korban pelecehan seksual oleh sesama pegawai. Tidak ada sanksi terhadap pelaku. Korban malah dimutasi.

15 Juli 2024 | 17.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Amelia Handayani, 23 tahun, pramugari PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI (Persero), menjadi korban kekerasan seksual pada 2023. Kasus ini bermula saat dia dan sejumlah rekan di berbagai divisi bersantai di gerbong makan restorasi Kereta Api Bengawan pada Oktober tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelecehan seksual ini terjadi saat KA Bengawan bertolak dari Stasiun Purwokerto menuju Stasiun Pasar Senen pada dini hari, Oktober 2023. Di gerbong restorasi itu, Amelia—nama samaran—duduk berhadapan dengan Andhika Rizky, petugas kebersihan. "Tiba-tiba dia meraba betis saya. Saya tepis tangannya dan berteriak," kata Amelia, kepada Tempo, Sabtu malam, 13 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teriakan Amelia, bukan nama sebenarnya, tak digubris. Sejumlah orang yang ada dalam gerbong itu hanya merespons suara Amelia dengan tertawa. Amelia bercerita, rekan lainnya tak menanggapi tindakan Andhika karena menganggap lelaki itu tengah bercanda. "Asui opo to, cok?" kata Amelia dengan nada marah kepada Andhika, saat pria itu kembali meraba betis Amelia. Perbuatan pelaku tak berhenti di situ.

Sesudah meraba betis, kejadian lain terjadi. Amelia sedang berjalan mengantar pesanan online kepada penumpang. Saat melintas mengantar pesanan, Andhika berucap kepada korban, "Baiyuh, ko iso bundermen". Artinya "Waduh, kok bisa bulat banget". Menurut Amelia, pelaku menyampaikan ungkapan itu berkali-kali saat berpapasan.

Namun emosional Amelia semakin terganggu ketika Andhika kembali mengirim pesan bernada mesum. Isinya pelaku mengajak korban berhubungan intim. Pengiriman pesan mesum itu melalui WhatsApp—tak lama setelah dia dilecehkan di gerbong kereta. Tak tahan dengan perbuatan pelaku, korban langsung melaporkan berbagai kejadian itu kepada asisten manager—atasan Andhika—ke divisi cleaning service. Atasan pelaku saat itu Hafid Anantia Rahmadia.

"Asisten manager bilang jangan dibuka dulu. Nanti ketemu dia baru diteruskan ke bagian sales," kata Amelia menirukan ucapan Hafid. Yang dimaksud bagian sale adalah atasan Amelia. Karena sebuah problem di internal perusahaan, Hafid keluar. Belakangan, kata korban, atasan di tim sales menyatakan tak menerima laporan pelecehan seksual itu.

Amelia mengaku baru melaporkan kasus pada Oktober 2023 itu pada Januari 2024 karena ia takut diberhentikan dari pekerjaannya. Menurut dia, ada seorang pegawai kebersihan pernah mengeluhkan gajinya terlambat terlambat cair. Setelah gajinya dibayar, pegawai itu diberhentikan. "Saya takut speak up karena itu. Konsekuensinya kalau enggak dimutasi, ya diberhentikan," ucap dia.

Setelah menerima laporan Amelia, saat itu Hafid memanggil korban dan pelaku. Mereka bertemu di sebuah ruangan pegawai kebersihan pada akhir Januari 2024. Selain Hafid, Andhika, dan Amelia, yang hadir di situ juga tiga orang pengawas petugas kebersihan. Hafid menanyakan perbuatan Andhika. Namun pelaku mengelak. "Dia bilang katanya cuma iseng," ucap Amelia.

Menurut Amelia, saat itu Hafid mengatakan, Andhika akan disanksi pindah divisi. Dengan dipindahkan ke divisi yang bertugas mencuci kereta. Tak lama, sekitar sepekan berikutnya, pelaku justru ditarik kembali bekerja di pos awal. "Dia didinaskan kembali dengan alasan kekurangan orang," tutur Amelia, menyesali keputusan Hafid, yang menarik pelaku bekerja sebagai petugas kebersihan kereta api atau on train cleaning (OTC).

Amelia berupaya melaporkan masalah tersebut ke bagian Director of Cleanning (ROC) di pusat. Namun atasannya melarang niat Amelia. Korban maupun pelaku adalah tenaga kerja kontrak di PT Reska Multi Usaha atau KAI Services—anak perusahaan Kereta Api Indonesia. Mereka adalah pegawai yang bertugas di Solo, Jawa Tengah.

Dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan leader, muncul pertanyaan siapa pernah menjadi korban pelecehan seksual. Saat itu, Amelia menunjuk tangan. "Kamu ada masalah apa? Siapa yang melakukan seperti itu," ujar dia, meniru tim hospitality tersebut. Saat itu dia langsung bercerita perihal semua perbuatan Andhika.

Dari tim hospitality, masalah itu diteruskan ke tim sumber daya manusia. Di bagian SDM, ia bertemu dengan seorang perempuan bernama Triana dan rekannya. Dalam pertemuan itu ia menceritakan kronologi pelecehan seksual tersebut. "Saya menemui pihak SDM dua kali. Pertemuan itu untuk klarifikasi dan mengirim bukti chat," ucap Amelia. Bukti chat adalah pesan ajakan berhubungan intim dari Andhika.

Dari situ, masalah pelecehan seksual ini menyebar ke sejumlah atasan di berbagai divisi termasuk ke kepala distrik. Amelia langsung dipertemukan dengan sejumlah atasan, termasuk atasannya di bagian unit sales, Aji Priantoro. Pertemuan itu berlangsung pada awal Maret 2024. Amelia mengatakan, karena masalah itu tak direspons cepat dan Andhika kembali bekerja di pos awal, dia memutuskan akan melaporkan masalah tersebut ke bagian Director of Cleanning (ROC) di pusat.

Namun atasannya di divisi sales, Aji Priantoro melarang niat Amelia. "Awalnya saya mau melaporkan langsung ke ROC di pusat, fungsi tertinggi cleaning. Tapi tim sales enggak kasih kontaknya. Katanya kurang sopan kalau mau kasih nomor orang gitu," kata Amelia, yang meminta nomor telepon bagian ROC Cleaning ke Aji. Tak lama dari pertemuan itu Amelia mendapat kabar Andhika dikeluarkan. 

Namun muncul masalah lain. Kali ini masalah itu datang dari dua rekan Andhika, Deni Kristanto dan Dedi Damhudi. Menurut Amelia, keduanya menyebarkan informasi bahwa ia adalah pekerja boking out atau open BO. Sehingga Andhika mengirim pesan ajakan berhubungan intim itu. "Katanya mereka sebarkan informasi itu karena saya yang menyebabkan temannya (pelaku) dikeluarkan," ucap Amelia. 

Saat kasus pelecehan seksual dan informasi bohong soal korban adalah pekerja open BO meluas ke mana-mana, mereka langsung dipertemukan oleh Kepala Branch Office 6 Distrik Solo, Dian Ari Saputra. Menurut Amelia, penyebar informasi bohong yang hadir hanya Deni. Sementara Dedi masih berada di Jakarta.

Amelia menyatakan, saat pertemuan dia sempat bersitegang dengan Dian. Alasannya Kepala Distrik Solo ini termasuk orang yang ikut menanyakan informasi ke berbagai orang bahwa korban adalah pekerja open BO. Saat itu, Amelia marah karena pertanyaan Dian itu membuat ia semakin terpojok di lingkungan kerja.

Saat itu korban menantang Dian mengecek nomor teleponnya ke tim siber. Apakah nomor itu terhubung ke layanan open BO. "Kalau saya tidak melakukan itu Bapak harus ikut bertanggung jawab. Saya enggak mau tahu. Nama saya sudah jelek, nama saya sudah tercemar karena Bapak bertanya ke pramugari dan pramugara lain tanpa klarifikasi ke saya," kata Amelia, mengenang isi pertemuan dengan Dian dan Deni. Saat itu Dian marah.

Di tangan Dian, masalah itu tak berfokus ke kasus pelecehan seksual yang dilakukan pegawai kebersihan. Namun ia justru mempertanyakan masalah open BO yang dituduhkan dua rekan pelaku ke korban. Tak lama dari situ korban dipindahkan ke Yogyakarta. Surat pemindahan ini ditandatangani oleh Aji Priantoro pada 25 Maret 2024. Namun korban baru menerima pemberitahuan dipindahkan dua hari berikutnya.

Amelia, yang bekerja di tim sales dan tugasnya sebagai pramugari sejak Desember 2021, hanya menuruti keinginan para atasannya. Bahkan di Yogyakarta ia mengaku masih merasa terpukul karena banyak pertanyaan tentang open BO yang dituduhkan kepadanya. "Saya memikirkan itu terus sampai kepala saya sering pusing gitu lho," tutur dia.

Saat kontrak kerjanya hampir selesai pada Mei 2024, ia ditanya soal perpanjangan kontrak. Namun Amelia memutuskan tidak melanjutkan kontrak kerja baru. Akhir cerita, dia memutuskan berhenti pada 31 Mei 2024. "Saya memutuskan tidak lanjut karena, menurut saya ini enggak adil buat karyawan. Kata mereka mau memberantas perbuatan pelecehan, tapi enggak terealisasi sama sekali," ucap dia.

Tempo mengkonfirmasi kasus pelecehan seksual dan pemindahan Amelia ke Yogyakarta kepada Aji Priantoro, bekas atasan korban. "Iya betul, saya Aji dari unit sales. Tapi mohon maaf sekarang saya sedang ada kegiatan. Mungkin bisa di lain kesempatan," kata Aji melalui aplikasi perpesanan, Ahad, 14 Juli 2024.

Kepala Branch Office 6 Distrik Solo, Dian Ari Saputra, tak menjawab banyak saat ditanya perihal masalah pelecehan dan tuduhan open BO dan berakhir dengan ia dipindahkan ke Yogyakarta. Dia mengatakan masalah pelecehan itu sudah terjadi beberapa bulan dan baru diberitahu sekitar tiga bulan berikutnya atau Januari 2024.

"Saya aja enggak tahu, nanti berbulan-bulan baru diberitahu. Tapi enggak ke kami, tapi ke pihak lain," kata dia, melalui sambungan telepon pada Ahad, 14 Juli 2024. Menurut dia, korban dan pelaku sudah dipertemukan untuk membicarakan masalah tersebut. Dan berikutnya ia bertemu dengan rekan pelaku dan korban dalam hal penyebaran informasi open BO.

Dian membantah dirinya ikut mencari tahu informasi soal open BO yang dituduhkan kepada korban oleh Deni dan Dedi. "Enggak ada... enggak," ujar dia. Dia menolak memberi komentar banyak dan meminta konfirmasi soal masalah pelecehan seksual itu dibicarakan di kantornya di Solo.

Adapun Triana, pegawai bagian SDM yang mengetahui masalah pelecehan seksual yang menimpa pramugari di kereta api itu, tak ingin berkomentar. Dia meminta pembicaraan soal pelecehan seksual dibicarakan di kantornya. "Biar lebih jelas," kata dia kepada Tempo, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad, 14 Juli 2024.

Dedi membantah ikut menyebarkan informasi yang menuduh Amelia terlibat open BO. Namun dia tak membantah bahwa Andhika melakukan pelecehan seksual kepada Amelia. "Sebelum saya tahu masalahnya, saya bela Andhika. Tapi setelah saya tahu masalah pelecehan, saya enggak ikut-ikut," ucap Dedi melalui sambungan telepon, Ahad malam, 14 April 2024.

Dedi mengatakan, saat pertemuan Amelia, Deni, dan Dian, dia tak hadir. Dia menyatakan saat itu berada dalam perjalanan ke Jakarta. Tempo meminta dihubungkan ke Deni, rekannya yang disebut menyebar informasi palsu perihal korban. Namun dia mengatakan tak bisa terhubung dengan Deni karena ponsel pria itu rusak.

Tempo mengkonfirmasi keterlibatan Deni menyebarkan informasi Amelia terkait open BO ke nomor ponselnya. Pesan yang terkirim ke WhatsApp itu terlihat centang dua. Namun Deni tak menggubris. Dia juga tak menanggapi panggilan masuk ke nomor ponselnya. Sementara Dedi berjanji akan meneruskan pesan Tempo kepada Deni.

Tempo pertama kali menerima informasi kekerasan seksual tersebut dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi VI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia atau PDIP, Mufti Aimah Nurul Anam. Mufti berang mendengar cerita korban yang dilecehkan saat bertugas di Kereta Api Indonesia, perusahaan pelat merah yang dipimpin Didiek Hartantyo.

Saat itu video Mufti mengkritik Didiek perihal pengelolaan KAI serta dituding antikritik dalam rapat dengar pendapat di Kompleks Senayan, Jakarta, pada Selasa, 9 Juli 2024, ramai di TikTok. Amelia langsung mengirim pesan ke akun Mufti. "Bapak, maaf. Mohon dibantu kasus pelecehan saya yang tidak ditindaklanjuti oleh perusahaan. Bahkan saya sebagai korban malah dimutasi, Bapak," dikutip dari isi pesan korban yang dikirim Mufti kepada Tempo, Sabtu, 13 Juli 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus