Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kokain di Indonesia Berasal dari Amerika Latin dan Eropa

BNN menyebut peredaran kokain di Indonesia mulai marak kembali dalam beberapa tahun terakhir.

20 Januari 2019 | 06.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kokain. huffingtonpost.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Arman Depari mengatakan peredaran kokain di Indonesia mulai marak kembali dalam beberapa tahun terakhir. "Peredarannya sudah cukup banyak. Tapi baru kalangan tertentu saja yang menggunakannya," kata Arman saat dihubungi, Jumat, 18 Januari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Arman, pengguna kokain biasanya dari kalangan atas, karena harganya yang mahal. Selain itu, pengguna narkoba dari ekstrak daun Koka itu biasanya warga negara asing atau orang Indonesia yang pernah tinggal di luar negeri terutama di Amerika dan Eropa. "Jadi, marketnya mereka. Ada penduduk lokal, tapi sedikit," ucapnya.

Ia menjelaskan peredaran kokain di Indonesia banyak tersebar di kawasan pariwisata seperti Bali, Nusa Tenggara Timur dan daerah wisata lainnya. Namun, sejak 2014 peredaran kokain mulai meluas di Indonesia, tak hanya di lokasi pariwisata saja.

BNN, kata dia, saat ini sedang menyorot peredaran kokain yang mulai banyak di Indonesia. "Akhir-akhir ini produksinya meningkat. Selain itu, banyak negara penghasil kokain yang mencari market baru untuk produk mereka," ujar Arman.

Adapun negara penghasil kokain terbesar berasal dari Amerika dan Eropa. Terutama, kata dia, kawasan Amerika Selatan yang masuk dalam negara-negara Andean seperti Argentina, Bolivia, Chili, Kolombia, Equador, Peru dan Venezuala. "Penyelundup terbesar kokain ke Indonesia dari Kolombia dan Peru," ucapnya. Sedangkan, di kawasan Eropa, kokain banyak diproduksi di Belanda. Bahkan, negara kincir angin itu juga banyak memproduksi ekstasi untuk diselundupkan ke negara lain melalui jaringan mereka.

Menurut Arman, maraknya peredaran kokain asal Belanda masuk ke Indonesia disebabkan tingginya jumlah penerbangan warga negara ini dari Negeri Kincir Angin tersebut. Hal itu, kata dia, berbanding lurus dengan potensi peningkatan penyelundupan narkoba. "Sebab, jalur penyelundupan kokain kebanyakan lewat udara. Kalau laut mereka terlalu jauh," ujarnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, polisi telah menangkap tiga pengedar dan pengguna kokain baik dari kalangan publik figur sampai cucu konglomerat. Mereka adalah Richard Muljadi cucu konglomerat Kartini Muljadi, aktor Steve Emmanuel alias Yusuf Iman dan asisten pribadi presenter sekaligus desainer Ivan Gunawan berinisial AJA. Berdasarkan penyelidikan polisi, pasokan kokain AJA dan Steve Emmanuel diduga berasal dari jaringan yang sama di Belanda. Kokain keduanya merupakan kualitas terbaik.

Simak artikel lainnya seputar sindikat penyelundup kokain hanya di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus