Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara telah menangkap 82 terduga pelaku penyerangan dalam bentrok di Buton, antara warga Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo, Buton, Sulawesi Tenggara. "Saat ini masih diperiksa," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara Ajun Komisaris Besar Herry Goldenhart saat dihubungi, Senin, 10 Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bentrokan terjadi antara warga Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampubalo pada 4 Juni 2019. Kerusuhan bermula dari konvoi muda-mudi yang dilakukan di malam takbiran. Sekitar 40 orang Desa Sampuabalo konvoi dengan 20 motor knalpot racing yang identik dengan bunyi bising.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di depan permukiman warga, mereka memainkan gas motornya. “Warga Desa Gunung Jaya merasa terganggu dengan suara bising knalpot motor puluhan pemuda itu,” kata Harry.
Di pertigaan Desa Gunung Jaya dan Sampuabalo, puluhan pemuda yang berkonvoi berteriak. Selanjutnya terjadi pelemparan ke arah rumah-rumah warga di Desa Gunung Jaya hingga akhirnya terjadi keributan.
Pukul 21.00 WITA, dua anggota Polsek Sampuabalo ke lokasi kejadian melerai dua kelompok pemuda yang bertikai. Tapi pertikaian berlanjut esok harinya. Pada 5 Juni 2019 pukul 14.30 Wita, warga dari Sampuabalo kembali mendatangi Desa Gunung Jaya. Seusai salat Idul Fitri mereka melempari rumah-rumah warga menggunakan bom molotov hingga menyebabkan 87 rumah terbakar.
Aksi ini memicu perlawanan warga Gunung Jaya. Mendapat informasi bentrokan itu, Polres Buton mengerahkan satu peleton Dalmas di lokasi kejadian pada pukul 16.21 Wita. Wakapolres Buton Kompol Arnaldo Von Bullow langsung memimpin untuk mengamankan situasi di lokasi kejadian. Akibat bentrokan itu dua warga tewas, delapan orang luka-luka, dan 87 rumah terbakar lantaran dilempari bom molotov.
Tiga satuan setingkat kompi (SSK) atau setara dengan 300 personel Brimob menjaga perbatasan dua desa untuk memastikan warga dari kedua desa tidak lagi saling menyerang. Polisi menetapkan Siaga 1 setelah bentrok di Buton itu.
ANDITA RAHMA | ROSNIAWANTI FIKRI