Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komnas HAM memeriksa enam ajudan Ferdy Sambo, termasuk Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E yang menembak mati Brigadir J. Lima ajudan Sambo datang lebih dulu pada pukul 10.00 WIB, sedangkan Bharada E tiba pada pukul 13.28 WIB. Mereka diperiksa sampai pukul 18.00 WIB, tetapi Bharada E keluar dari gedung paling terakhir sekitar pukul 18.30 WIB dan tidak berbicara sepatah kata pun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk antaranews, enam ajudan Ferdy Sambo yang diperiksa Komnas HAM dilakukan secara terpisah agar pihak penyelidik mendapatkan kekayaan informasi terkait kasus tersebut. Pada pemeriksaan tersebut, pihak dari Komnas HAM mendalami beberapa informasi termasuk meminta enam ajudan tersebut menggambarkan posisi tentang peristiwa tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada awalnya, Komnas HAM mengagendakan tujuh ajudan Ferdy Sambo untuk diperiksa. Namun, satu orang tidak memenuhi panggilan Komnas HAM dengan alasan yang belum diketahui.
Menurut Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, secara garis besar, semua ajudan diberikan pertanyaan yang sama, tetapi ada pertanyaan khusus kepada setiap ajudan, seperti untuk Bharada E.
"Misalnya, Bharada E. Ia diajukan pertanyaan terkait kontribusinya dalam struktur kasus. Berbeda dengan ajudan lainnya yang memiliki kontribusi lain dalam kasus tersebut," kata Anam pada 26 Juli 2022.
Secara khusus, Komnas HAM mencecar terkait peristiwa tembak-menembak di kediaman Sambo kepada Bharada E dibandingkan ajudan yang lain. Anam menyatakan bahwa Bharada E menjelaskan hal penembakan dan banyak hal lainya. Namun, Anam tidak menjelaskan lebih detail terkait pernyataan Bharada E kepada publik. Lalu, ketika ditanya terkait pengakuan Bharada E menembak Brigadir J, Anam memilih tidak menjelaskan secara lugas, haya bersifat penjelasan deskriptif saja.
Selain terkait penembakan Brigadir J, Komnas HAM juga membahas tentang pertemuan yang dilakukan para ajudan Sambo sebelum tragedi penembakan berlangsung. Pihak Komnas HAM pun langsung mendalami suasana ketika pertemuan tersebut. Menurut beberapa ajudan yang ditanya, suasana pertemuan tersebut diiringi dengan canda dan tawa, sebagaimana diberitakan Tempo.co sebelumnya. “Sebagian orang yang ikut dalam pertemuan tersebut ngomongnya memang tertawa-tawa,” ujar Anam.
Anam tidak menyebutkan waktu detail pertemuan atau siapa saja yang menghadirinya. Selain itu, ia juga tidak membeberkan mengenai isi percakapan dalam pertemuan tersebut.
Usai melakukan pemeriksaan, Bharada E atau Richard Eliezer hanya bungkam. Meskipun pihak media memberikan pertanyaan terkait kasus tersebut tentang duel senjata api antara dirinya dengan Brigadir J, tetapi Bharada E terus diam sampai masuk ke mobil di halaman Gedung Komnas. Serupa dengan Bharada E, lima ajudan Ferdy Sambo lainnya juga bungkam setelah diperiksa Komnas HAM.