Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Abah Grandong meminta maaf atas video viral pria makan kucing hidup-hidup yang meresahkan masyarakat. Deden, kerabat pria asal Rangkas Bitung, Banten, itu menyebutkan Abah memang kerap berprilaku tidak wajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya dari keluarga Abah memohon maaf kepada masyarakat indonesia yang telah viral video tersebut," kata Deden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama Abah Grandong mendadak menjadi perbincangan setelah aksinya makan kucing hidup-hidup viral di media sosial.
Dari hasil penyelidikan polisi, Abah adalah orang yang disewa seseorang untuk menjaga lahan sengketa di kawasan Kemayoran. Aksi makan kucing pun dilakukan untuk menakuti-nakuti orang yang mau masuk lahan. Lahan yang dijaga Abah berada di sekitar Jalan Jiung.
Lahan yang kini sudah dipagar beton itu merupakan bekas lahan pusat kuliner. Salah satu kuliner yang terkenal di sana adalah warung Sop Duren 88 Kemayoran.
Deden bersama kerabat Abah yang lain mengantar pria tersebut menyerahkan diri ke kantor Kepolisian Resor Jakarta Pusat, Kamis sore, 1 Agustus 2019.
Menurut Deden, Abah memang kerap melakukan hal yang tidak wajar karena menuntut ilmu hitam. "Abah di rumah pun suka aneh-aneh. Sering kerasukan karena menuntut ilmu hitam," ujarnya.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Arie Ardian mengatakan Abah Grandong diserahkan keluarganya untuk menjalani pemeriksaan atas video viral dia makan kucing hidup-hidup. "Hari ini langsung kami periksa dan setelah itu dilakukan BAP (berita acara pemeriksaan," ujarnya.