BARANGKALI sekarang ini masih terlalu dini untuk memastikan arah perkembangan ekonomi Amerika di bawah pimpinan Bush. Dalam hari-hari mendatang ini, presiden terpilih Bush baru sibuk membentuk timnya. Tampaknya, Bush akan banyak memasukkan orang-orangnya sendiri, muka-muka baru. Ada perkiraan, sejumlah 1.000 orang paling berjasa selama masa kampanyenya, akan menduduki jabatan pada berbagai lapisan pemerintahan. Berbagai kalangan menyangsikan bahwa orang-orang yang diangkat sebagai balas jasa tidak mungkin merupakan orang-orang yang tepat. Dalam setiap penggantian personalia di pemerintahan, selalu ada sikap apriori. Namun, pembentukan tim pembantu Bush mendapat sorotan tajam karena keberhasilan administrasi Bush dianggap sangat bergantung pada bobot dan kemampuan timnya. Alasannya sederhana. Bush sendiri diperkirakan bukan merupakan presiden yang kuat. Pemilihan umum yang dimenangkannya sebenarnya tidak disertai dukungan meyakinkan dari masyarakat. Panfsiran umum adalah bahwa Bush diharapkan meneruskan kebijaksanaan administrasi Reagan. Selama kampanye, masalah ekonomi -- dan kesulitan mendasar yang dihadapi ekonomi Amerika -- ternyata tidak menjadi tema pokok seperti diharapkan sementara kalangan sebelumnya. Pada dasarnya, masyarakat umum tampaknya kurang acuh untuk mempersoalkannya. Di atas permukaan, ekonomi Amerika dirasakan baik. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, inflasi dapat ditekan, suku hunga rendah, dan tingkat pengangguran sangat menurun. Defisit ganda -- defisit anggaran dan defisit perdagangan -- yang sama sekali belum menunjukkan tanda teratasi, tidak dirasakan sebagai masalah dapur rumah tangga. Perputaran roda perekonomian Amerika, yang dimungkinkan oleh utang yang berlanjut, dianggap sebagai masalah jangka panjang yang merupakan perdebatan para ahli belaka. Dengan sikap demikian ini, bagaimana mungkin Bush bisa memperoleh dukungan untuk mengambil tindakan drastis yang diperlukan untuk mengatasinya? Kongres yang dikuasai penuh oleh Partai Demokrat tidak akan bersikap kooperatif terhadap administrasi Bush. Tarik tambang antara pihak eksekutif dan Kongres akan semakin kuat, bahkan berbagai prakarsa penting justru akan datang dari Kongres, sedangkan pihak eksekutif lebih banyak akan bersikap reaktif. Anggota Kongres dari Partai Republik umumnya juga tidak akan membantu Bush, karena pemilihan kembali mereka juga tidak dibantu Bush, yang sepenuhnya sibuk dengan urusan memenangkan pemilihannya sendiri. Keadaan ini berbeda dengan usaha Reagan dalam pemilihan-pemilihan terdahulu, dan jelas berakibat lemahnya posisi Bush terhadap Kongres. Kemampuan Bush untuk mengatasi secara mendasar masalah ekonomi Amerika kiranya akan sangat terbatas. Seperti di mana-mana, meningkatkan pajak bukan tindakan populer. Lebih dari itu, selama kampanye Bush memang tidak mencari mandat untuk itu. Jika penerimaan sulit ditingkatkan, sisi pengeluaranlah yang seharusnya disesuaikan. Tak ayal lagi, seperti bisa diduga, anggaran pertahanan mendapat sorotan utama sebagai korban pertama dan terutama. Suatu proyek studi bipartisan Americans Talk Security yang diselenggarakan empat organisasi pengumpul pendapat (poll) menyimpulkan bahwa masyarakat Amerika memang siap, rela, bahkan mendesak adanya penurunan anggaran pertahanan. Ini didasarkan pada dua alasan pokok: (a) Uni Sovet bukan lagi dilihat sebagai ancaman serius dan (b) sekutu Amerika harus lebih banyak menanggung beban pertahanan mereka sendiri. Seharusnya tidak besar halangan lagi bagi Presiden Bush untuk memotong anggaran pertahanannya secara mencolok. Celakanya, betapapun drastis anggaran pertahanan dipenggal -- dalam batas-batas yang secara obyektif diterima semua pihak -- angka-angkanya tetap tidak "klop". Kongres juga tidak akan mengambil prakarsa memotong pengeluaran, sebab pada dasarnya langkah sedemikian itu bertentangan dengan logika politik para anggota memperjuangkan penurunan pengeluaran berarti bunuh diri cara politik. Sejauh bisa dihindarkan, Kongres tidak akan menyentuh masalah defisit yang fundamental -- yaitu defisit anggaran -- tetapi akan memusatkan perhatiannya pada usaha menangani defisit perdagangan yang secara politis lebih mudah karena pihak luarlah yang akan dikambinghitamkan. Pola pemikiran di Kongres yang didominasi Partai Demokrat akan sangat sejalan dengan usulan The Cuomo Commission on Trade and Competitiveness yang diumumkan beberapa waktu lalu. Komisi ini mengusulkan suatu "realisme baru" bagi Amerika untuk menghadapi ekonomi dunia, dan "formula baru" untuk merombak ekonomi dalam negerinya. Dengan realisme baru itu, dimaksudkan agar Amerika berhenti menjadi consumer of last resort yang menyediakan pasarnya dan menampung ekspor dari segala penjuru dunia. Untuk itu, Amerika juga perlu menerapkan suatu kebijaksanaan perdagangan yang agresif untuk membuka pasar-pasar di negara-negara lain. Formula baru diusulkan guna meningkatkan kemampuan produksi dan daya saing barang-barang Amerika di negaranya sendiri dan di pasar internasional. Untuk itu, Amerika perlu menerapkan suatu kebijaksanaan industri dan memperkuat kerja sama antara pemerintah dan industri ala pola Jepang. Usulan Komisi Cuomo ini sebenarnya berarti bahwa pemecahan defisit perdagangan dicari melalui substitusi impor sambil meningkatkan ekspor, yaitu mencapai ekuilibrium pada tingkat impor yang lebih rendah. Artinya, pasar Amerika dibuat menyusut. Dengan kata lain lagi, tanpa tindakan penyesuaian ekonomi makro, keseimbangan di bidang perdagangan itu dicapai dengan mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Implikasi kesemuanya ini, bagi ekonomi Indonesia, sudah bisa dibayangkan. Lingkungan ekonomi internasional tetap penuh ketidakpastian. Perang perdagangan masih bisa terjadi, sistem perdagangan internasional bisa semakin kacau bila multilaterisme ditinggalkan. Stabilitas nilai tukar internasional tetap terancam. Usaha Indonesia meningkatkan ekspor nonmigas akan banyak mengalami tantangan. Mencari pengganti pasar Amerika tidak mudah, walaupun pasar Jepang sudah mulai terbuka dan pasar Eropa mengarah menjadi pasar tunggal (tahun 1992 nanti). Strategi yang harus kita tempuh tampaknya telah digariskan oleh keadaan lingkungan yang kita hadapi. Kita harus bergerak di segala front dan ke segala penjuru. Di samping itu, sebanyak mungkin pihak harus melibatkan diri, digerakkan, dan boleh bergerak sendiri-sendiri dalam menggalakkan ekspor, tanpa terlalu diatur oleh suatu konsorsium, suatu asosiasi, atau apa pun namanya. Formula bagi kita rasanya berbunyi: "Biarkan sebanyak mungkin bunga berkembang."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini