Pada ''Hari Peringatan Cinta Puspa dan Satwa Nasional Indonesia'', 5 November lalu, Kebun Binatang Ragunan Jakarta mengeluarkan buku Kebun Binatang Ragunan Zoo, disunting oleh Linda Hofmann, dan foto-foto amat bagus hasil pemotretan Deniek G. Sukaya. Data dalam buku itu bermanfaat bagi pendidikan. Sayangnya, penyunting tampaknya tak memperoleh keterangan cukup atau tak menganggap perlu menyebut jasa Freifrau Ulrika von Mengden, yang seluruh hidupnya diperuntukkan bagi satwa. Setiap saat, orang dapat melihat Nyonya Von Mengden mengantarkan makanan yang dibelinya sendiri ke kandang satwa. Kadang-kadang ia juga menghibur, mengobati satwa yang sakit, dan memperbaiki kandang dengan dana pribadi. Pekerjaan Nyonya Von Mengden ini bukan semata-mata sukarela. Sewaktu B. Galstaun menjabat Direktur Ragunan, Nyonya Von Mengden mendapat tugas sebagai kurator orang utan dan kepala urusan karantina. Tugas itu dilakukannya tanpa batas waktu, setiap hari, sampai sekarang. Beliau salah satu dermawan yang pertama, ketika itu, tahun 1977, menyumbangkan DM 10.000. Ny. Von Mengden baru saja menerima bintang jasa paling tinggi dari pemerintah Jerman karena dedikasinya melindungi satwa. Pada pagi hari, rumahnya seperti dapur umum, begitu banyak panci berisi makanan untuk satwa. Monyet-monyet yang dipeliharanya di rumah tampak riang. Nyonya Von Mengden sering juga digigit monyet sakit ketika mengobatinya. Belum lama ini tangannya patah karena beliau berusaha menolong kanguru yang masuk selokan. Ketika itu hari masih pagi dan hujan, sehingga ia terjerumus. Memang ada yang menilai, Nyonya Von Mengden kurang ramah. Itu disebabkan beliau sering menemukan satwa yang kurang diperhatikan. Karena itu, harapan saya, orang benar-benar dapat menghargai bantuan yang ia berikan kepada Kebun Binatang Ragunan. Kembali ke buku Kebun Binatang Ragunan Zoo. Saya perhatikan secara sepintas dua foto kandang singa yang disumbangkan oleh Schmutzer Group, bukan sebagai dewan pendiri Yayasan Kebun Binatang. Tiga sumbangan kandang lainnya, termasuk perbaikan kandang, yang jumlahnya cukup penting, tak disebut dalam daftar sumbangan yang panjang lebar itu. Agaknya, ini persoalan ''kriteria'' editor buku tersebut.NY. P. SCHMUTZER
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini