Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Drama yang Lebih Besar di Balik Layar Citizen Kane

Sutradara David Fincher menyorot kameranya ke balik layar pembuatan film klasik Citizen Kane. Film hitam putih yang ditayangkan di saluran Netflix.

25 Januari 2021 | 10.00 WIB

Poster film Mank.
Perbesar
Poster film Mank.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

MANK

Sutradara :David Fincher
Skenario: Jack Fincher

Pemain: Gary Oldman, Amanda Seyfried, Lily Collins, Charles Dance, Tom Burke

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mank adalah nama akrab Herman J.Mankiewicz. Sebuah nama di belakang layar yang kurang dikenal dibanding, katakanlah, nama Orson Welles yang menyutradarai, 'menulis', dan membintangi film klasik Citizen Kane (1941). Sutradara David Fincher menggarap film ini seolah ingin meluruskan dan bercerita pada dunia: ide dan skenario film besar ini sepenuhnya adalah buah kerja Mank, karena "selama penulisan skenario, Orson Welles sama sekali tak pernah hadir". Dan untuk itu, Mank bahkan harus berjuang agar namanya diberi kredit sebagai penulis skenario (berbagi dengan sang sutradara Orson Welles).

Dibuat dengan film hitam putih, sutradara David Fincher sengaja menggunakan gaya pengambilan gambar, gaya bicara para aktor-aktris, bahasa tubuh –sampai hal terkecil seperti cara merokok atau gaya berpesta Hollywood tahun 1940-an. Tetapi gaya bukan persoalan terbesar, meski itu adalah salah satu keistimewaan Fincher (antara lain Se7en, Zodiac, The Curious Case of Benjamin Button, dan serial Mindhunter) adalah gaya menampilkan adegan-adegan klimaks. Tak akan ada yang lupa bagaimana dia menampilkan adegan tegang Brad Pitt yang memperoleh hadiah 'kejutan' sebuah kardus oleh pembunuh berantai yang diperankan Kevin Spacey -dan Spacey tampak girang dan gairah membayangkan wajah Pitt (Se7en, 1995). Juga bagaimana dia menggambarkan usia Benjamin Button yang justru mundur menjadi semakin muda (The Curious case of Benjamin Button, 2008).

Di dalam film Manks, Fincher tidak menyajikan  ketegangan thriller atau teka-teki pembunuh berantai seperti yang kita biasa peroleh dalam karyanya Se7en, Zodiac, atau Mindhunter. Tema film ini mungkin tidak cukup asyik dan berirama lambat bagi mereka yang tak tertarik pada kisah di balik pembuatan sebuah film. Tetapi Fincher tampaknya ingin  menunjukkan dua hal: pertama betapa penulis skenario adalah salah satu pilar penting dalam produksi film yang sering tidak dihargai; kedua: masa keemasan Hollywood yang tak bisa lepas dari rantai politik.

Film ini dibuat dengan gaya kilas balik: "masa kini" di mana Mank yang dalam keadaan kaki patah, digibs, dan terkurung di tempat tidur sembari harus menyelesaikan skenario Citizen Kane. Dia dijaga oleh sekretarisnya Rita Alexander (Lily Collins) yang mengetik isi skenario dari dikte sang maestro; pengurus sehari-hari Freda (Monika Grossman), dan produser John Houseman (Sam Troughton) yang bertanggungjawab agar Mank tidak terjun ke botol-botol alkohol yang sudah pasti akan membuat penulisannya macet dan kacau.

Sedangkan masa lalu disajikan melalui serangkaian kilas balik. Kita kemudian mempelajari berbagai problem Mank di dalam industri film Hollywood. Mank memang dianggap jenius. Dia sudah mulai dijauhi banyak produser karena tingkah lakunya, tetapi semua orang mengakui betapa hebatnya dia dalam menulis skenario. Itu pula sebabnya Orson Welles, aktor muda yang baru dipercayakan debutnya berani memilih Mank sebagai penulisnya. Sayang, mulut Mank tidak menggunakan filter saat berbicara, terutama jika sedang dikuasai alkohol.

Salah satu sasaran racauan Mank adalah produser Louis B.Mayer (Arliss Howard) yang berkongsi dengan William Randolph Hearst (Charles Dance). Hearst adalah seorang konglomerat media terkemuka –terutama untuk koran-koran gosip yang mengutamakan sensasi— yang terjun ke dunia politik. Adalah tokoh  Charles Foster Kane di dalam film Citizen Kane yang diperankan dan disutradarai oleh Orson Welles terinspirasi dari perjalanan hidup Hearst.

Di dalam film ini, sutradara Fincher menggali bagaimana berkuasanya Hearst dan Mayer, sementara Mank tak peduli dengan imbauan untuk tidak menggunakan Hearst sebagai objek penulisan skenarionya. Konflik politik di belakang layar, sekaligus konflik antara Mank dengan Orson Welles yang semula meminta Mank tak menuliskan kreditasi namanya, juga menjadi sorotan. 

Mank menjadi istimewa karena peristiwa di balik layar memang sering jauh lebih dramatis daripada cerita di layar lebar. Yang tak diceritakan dalam film ini adalah bagaimana Hearst mencoba menghalangi peredaran film ini. Tapi toh dalam penghargaan Academy Award di mana film ini memperoleh 9 nominasi, ternyata hanya Mank (dan Welles) yang mendapat Piala Oscar untuk penulisan Skenario Asli Terbaik.

Sedangkan untuk film Mank? Gary Oldman sudah digadang-gadang akan kembali menjadi salah satu nominee dalam Academy Awards tahun 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Leila S. Chudori

Leila S. Chudori

Kontributor Tempo, menulis novel, cerita pendek, dan ulasan film.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus