SAYA menerima dengan rasa terimakasih dan ikhlas koreksi dari
Saudara-Saudara Mh. Charles Killian dan Muhammad Ahmad Kurita
dalam TEMPO 7 Oktober terhadap beberapa ucapan saya. Saya
seharusnya berbicara lebih teliti waktu itu. Yang saya maksud
dalam keterangan tersebut ialah bagian-bagian tertentu dari
Irian Jaya. Yang dimuat dalam TEMPO juga tidak berupa kata-kata
yang secara harfiah saya ucapkan.
Dalam keterangan itu memang saya tidak bermaksud mengemukakan
pandangan mengenai datangnya Islam di Irian Jaya secara
menyeluruh. Yang saya bicarakan ialah bahwa mobilitas penduduk,
baik secara vertikal horisontal menghadapkan kita dengan
kenyataan bahwa orang-orang dan golongan-golongan yang mempunyai
latar belakang berlain-lainan dari segi adat, bahasa, agama,
kebiasaan-kebiasaan lain, tidak hanya bertemu, tetapi sering
hidup bersama dalam suatu kampung, bahkan kadang-kadang dalam
satu rumah.
Sebagai ilustrasi saya sebut pengalaman saya di salah satu
tempat di pedalaman Irian Jaya, di mana penduduk yang sejak
dahulu terisolasi, mula-mula mengalami masalah-masalah
psikologis untuk membiasakan dirinya hidup bersama dengan
saudara-saudaranya yang datang dari bagian-bagian lain dari
Tanah Air sebagai pegawai negeri, anggota-anggota ABRI dan
seterusnya. Di antaranya ada yang memeluk Agama Islam, yang
sebelumnya tidak terdapat di tempat itu. Mereka itu dengan
sendirinya memerlukan rumah ibadah.
Ilustrasi seperti itu dapat kita tambah masing-masing.
Transmigrasi membawa penduduk Jawa dan Bali dengan
adat-istiadat dan agama mereka ke berbagai daerah di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi. Seluruh proses nation building dan
pembangunan lambat-laun mencairkan batas-batas antara
"kantong-kantong" yang bercorak adat, suku, agama dan
seterusnya. Proses seperti itu selalu disertai masalah-masalah
psikologis. Masalah bagi kita ialah tidak untuk berusaha
menghentikan proses itu, tetapi untuk membantu masyarakat
menerimanya sebagai hal yang wajar dan yang mempunyai nilai
positif dalam nation building kita.
T.B. SIMATUPANG
Jl. Diponegoro 55,
Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini