Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka adalah keluarga kecil Indonesia. Rumah kecil, kamar kecil, dapur sempit, si bapak (Lukman Sardi) bekerja di bengkel, si ibu (Cut Mini) dengan daster dan kecerewetan dan cinta, memasak untuk keluarga, si sulung Tika (Raline Shah) rebutan kamar mandi dengan si bungsu Dodi (Fatih Unru); si anak tengah, Duta (Derby Romero) sibuk bermimpi berteater.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Duit sedemikian pas-pasan hingga ketiga anak suka mengundang diri sendiri ke pesta perkawinan orang lain hanya untuk makan gratis. Di sekolah atau tempat kuliah, setiap anak menghadapi serangkaian bully dari gerombolan anak orang kaya. Tapi dengan segala problem keseharian itu, keluarga ini tetap bersatu di meja makan dan bercengkerama menikmati menu sederhana yang asyik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tibalah musibah itu. Bapak mendadak meninggal. Semua berduka dan sudah siap melakukan pengetatan ikat pinggang (menjual rumah, pindah sekolah yang lebih sederhana dan seterusnya). Datang kejutan baru: pengacara Ilham Said (Verdi Soleiman) mendadak berada di depan pintu. Ibu berteriak panik karena menyangka almarhum suaminya banyak hutang. Tidak tahunya si pengacara membawa laptop yang berisi rekaman video Bapak yang sudah dipersiapkan jika dia wafat. Isi pesan : setelah ngebodor, si bapak mengatakan bahwa sebetulnya selama ini dia berpura-pura miskin dan dia menyimpan duitnya yang segunung itu untuk diwariskan kepada keluarganya. Terkejut? Tentu saja.
Film Orang Kaya Baru. Screenplay
Dan kekagetan itulah yang justru lucu karena mereka bukannya melonjak gembira, malah terpana dan curiga jangan-jangan ini semua adalah bagian dari acara reality show yang bermaksud menertawakan mereka. Sang Ibu ngamuk menjerit marah karena selama puluhan tahun menikah dia harus sebegitu menghematnya membeli kutang (yang “bapak suka tarik-tarik talinya”).
Kisah yang ditulis oleh Joko Anwar ini, menurut pengakuannya adalah pengalamannya di masa kecil di Medan. “Keluarga saya sangat sederhana dan hidup pas-pasan, sehingga waktu saya masih kecil sering berkhayal jangan-jangan bapak saya pura-pura miskin,” kata Joko.
Khayalan Joko kecil –yang kira-kira mirip sosok si kecil Dodi yang diperankan Fatih Unru—itulah yang kemudian terwujud menjadi film yang disutradarai Ody C.Harahap (Sweet 20, Kapan Kawin).
Sejak awal film ini memang sudah memutuskan untuk berkisah tentang keluarga underdog, keluarga yang anggota-anggotanya selalu saja digedor-gedor para bully (yang dalam film ini adalah orang-orang kaya). Tentu saja asyik menyaksikan setiap anggota keluarga melancarkan balasan: si kecil kini punya sepatu baru yang mahal banget hingga musuh-musuh kaya raya di sekolahnya takjub; si sulung kini didekati geng ‘mean girls’ di kampusnya dan diajak ikutan berpesta dan menjadi bagian reality show mereka, si seniman -wannabe sekarang bisa mengongkosi mimpi berteaternya. Sang Ibu? Waduh, doi paling seru. Mengenakan semua perhiasan emas mengkilat di sekujur tubuhnya sembari mengenakan daster.
Sutradara berhasil Ody C.Harahap mengocok penonton. Setiap anggota keluarga punya kekacauannya masing-masing dalam menghadapi duit yang bertumpuk. Moral film ini tentu saja, seperti halnya film-film keluarga, bahwa yang terpenting dalam hidup adalah keluarga, bukan harta. Persis seperti filsafat si bapak yang kocak itu.
Film Orang Kaya Baru. Screenplay
Cut Mini menunjukkan bahwa dia aktris yang serba bisa, semua genre dilipatnya dengan santai. Dia menunjukkan tubuhnya bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan genre. Ibu yang tabah seperti Athirah? Beres. Ibu yang bijaksana yang dicintai murid-muridnya seperti Laskar Pelangi? Sangat beres. Ibu yang keji seperti dalam Posesif? Bisa juga. Ibu OKB yang mendadak bersasak tinggi? Dua jempol. Lukman Sardi tentu saja tidak pernah tampil buruk dalam film apapun. Keduanya adalah duet paling asyik dalam film ini. Raline Shah, Derby Romero dan Fatih Unru semua mengimbangi emak-bapaknya.
Yang sedikit perlu direm adalah gaya teaterikal para mean-girls musuh Tika. Film ini sudah cukup menampilkan komedi Cut Mini dan Lukman Sardi, sehingga tokoh-tokoh pendukung cukup tampil lebih ‘kalem’ .
Karena film ini adalah film komedi, tentu saja kita harus rela memberlakukan suspension of disbelief—rela untuk menunda pertanyaan logis demi menikmati keasyikan cerita—pada satu atau dua adegan, misalnya ketika sosok ‘adik’ muncul dan membuyarkan segala kebahagiaan dan kemewahan. Pertanyaan logis yang segera muncul adalah: bagaimana mungkin si ibu tak mengenal iparnya sendiri? Nah itu dia, suspension of disbelief. Ikuti saja…karena memang asyik.
Lagu Apatis ciptaan Ingrid Widjanarko (dinyanyikan Benny Soebardja pada album Lomba Cipta Lagu Prambors 1978) tampaknya menjadi pilihan banyak sineas masa kini, hingga lagu lagi-lagi tampil dalam film ini, setelah diaransemen ulang dalam film Sang Pemimpi (Riri Riza, 2009) dan Kucumbu Tubuh Indahku (Garin Nugroho, 2018).
ORANG KAYA BARU
Sutradara : Ody C.Harahap
Skenario: Joko Anwar
Pemain: Lukman Sardi, Cut Mini, Raline Shah, Derby Romero, Fatih Unru
Produksi: Screenplay Films dan Legacy Pictures