Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Metode SAS: Belajar Membaca

Keluh kesah guru dan orang tua murid tentang anak kelas II yang belum pandai membaca sejak digunakan metode SAS. (kom)

10 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELUH-kesah serta kecaman guru dan orang tua murid, bahwa banyak dari murid-murid SD yang dalam pengajaran membaca permulaan menggunakan metode SAS, setelah tamat kelas II belum pandai membaca (TEMPO, NO. 41, 9 Desember 1978 halaman 32), saya kira memang banyak mengandung kebenaran. Saya dapat mengerti apa sebab timbul keluh-kesah demikian, dan apa sebab murid-murid yang sudah dinaikkan ke kelas III belum juga pandai membaca. Tetapi sebenarnya keluh-kesah itu dan adanya cacat dalam proses mengajarkan membaca permulaan bukanlah hal yang baru di SD kita sekarang. Di antara tahun 1967 dan 1974, sebelum adanya instruksi untuk menggunakan metode SAS, ribuan guru-guru SD dari seluruh pelosok tanah air datang mengunjungi SD Laboratorium IKIP Malang, dan dari mereka banyak kami mendengar bahwa murid-murid kelas III SD pada umumnya belum pandai membaca. Jadi kekurangan dalam pengajaran membaca permulaan di SD merupakan suatu cacat yang lama, dan penggunaan metode SAS hanya berarti penggantian metode saja, tetapi tidak berarti perbaikan dalam keadaan pengajaran membaca permulaan di SD. Oleh sebab itu sangatlah penting adanya bahwa keadaan "sakit parah" dan gawat yang terdapat dalam seluruh pengajaran membaca permulaan mulailah diperbaiki, sekarang juga. Dan marilah kita berharap kiranya sukalah Pemerintah mulai mengayunkan langkah ke arah perbaikan yang sangat dibutuhkan itu. Sudah dalam tahun 1973 dapatlah kita membaca dalam sebuah tulisan di Indonesia ini sebuah pendapat, bahwa: -- suatu metode yang baik dapat mempercepat belajar membaca dan menulis -- kemampuan membaca mempermudah pertumbuhan bahasa -- kemampuan membaca mempermudah pertumbuhan bahasa kemampuan membaca dan penguasaan bahasa merupakan dasar untuk belajar lebih lanjut. Maka sejalan dengan itu dapatlah dikatakan, bahwa kemampuan membaca merupakan faktor utama -- sekali pun bukan satu-satunya faktor -- dalam usaha menciptakan sebuah sistim pengajaran sekolah yang sehat, kuat dan mantab. Keluhan-keluhan di dalam masyarakat tentang rendahnya mutu pengajaran dan pendidikan di sekolah, tentang keengganan membaca pada murid dan mahasiswa, tentang kecilnya daya serap murid, tentang peristiwa putus sekolah yang begitu banyak, semua ini bersangkut paut dengan kurangnya kemampuan membaca pada murid. Kalau seorang murid SD sudah duduk di kelas III dan belum juga pandai membaca, ia akan kehilangan kegemaran belajar dan bersekolah tidak akan menarik baginya. Dan banyaklah hal-hal negatif yang dapat disebabkan oleh sikap demikian pada murid. Kalau orangtua murid, terutama di desa, melihat bahwa anaknya yang sudah duduk di kelas III belum juga pandai membaca, besarlah kemungkinan ia berpikir: Adakah gunanya anak saya ini bersekolah? Lama masa belajar pada Sekolah Dasar PPSP agaknya mau dijadikan lima tahun, sudah tentu dengan tidak mengurangi mutu pengajarannya. Dapatkah hal ini tercapai bila murid-muridnya kelas III belum juga lancar membaca? Membaca permulaan menduduki posisi sentral di dalam seluruh kurikulum SD. Oleh sebab itu, membiarkan saja mata pelajaran ini di dalam keadaannya sekarang akan menyebabkan makin merosotnya mutu pengajaran dan pendidikan pada seluruh sistim persekolahan kita. Kemampuan membaca adalah faktor menentukan dalam berhasil tidaknya usaha belajar seorang murid. Tetapi kemampuan dan keterampilan serta kegemaran melnbaca hanya dapat diperoleh murid melalui suatu metode membaca permulaan yang disusun secara sehat dalam arti metodologis dan didaktis, dan dapat merangsang dan menantang kegiatan belajar membaca murid. Metode semacam itu mesti dapat mengusahakan murid lancar membaca pada akhir kelas I, sebelum dinaikkan ke kelas II. Sudah terlalu lama membaca permulaan itu menjadi hambatan bagi kemajuan pengajaran di SD kita. C.A. PAKASI Jl. Blitar 8 Malang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus