SELURUH dunia dengan rasa takut dan cemas melihat Soviet dan Amerika saling mengejek dan mengancam seperti dua pahlawan raksasa dalam suatu wayang yang bukan permainan. Konfrontasi ini terjadi dengan perkembangan persenjataan nuklir sebagai latar belakang, sehingga setiap orang berniat membuat surat warisan, meskipun dia tahu tidak ada cucu lagi untuk menjadi ahli waris. Bagaimana permusuhan bisa terjadi? Tiga puluh tahun yang lalu dunia komunis Soviet dan dunia demokratis Amerika bersama-sama sebagai dua sahabat menghancurkan monstrum Jerman yang bernama Adolf Hitler. Serdadu Soviet dan Amerika di Berlin berdansa-dansi bersama, menjadi tovaritschki, dan mencampurkan wiski dan wodka. Apa yang terjadi, maka sekarang sekonyong-konyong orang Soviet jadi setan kembali dan orang Amerika dilukiskan sebagai papoutsecska yang jahat? Kalau dilihat sepintas lalu, tidak ada kejadian dramatis, dan permusuhan bertumbuh sebagai penyakit kanker - perlahan-lahan tapi tambah dahsyat. Yang muncul dalam hubungan ini ialah unsur ideologis, sehingga dalam propaganda Amerika orang Soviet digambarkan sebagai penjajah yang menghancurkan kemerdekaan, dan dalam Pravda Qrang Amerika dilukiskan sebagai kaum kapitalis yang mau menguasai dunia. Setiap perang terjadi kalau ada pertentangan kepentingan, ekonomi, dan politik tanpa adanya suatu corak yang memberi kemungkinan untuk suatu integrasi. Meskipun begitu, memang baik memikirkan sejenak latar belakang ideologis dan dua raksasa Ini yang berniat menghancurkan musuh, dirinya sendiri, dan seluruh dunia. Orang Soviet memang komunis. Ajaran komunis ialah ajaran Marx, Trotsky, dan Luxemburg: tiga orang Yahudi. Mesianisme komunis tidak menjadi jelas tanpa mengerti mesianisme Yahudi. Yahudi ialah ideologi dari Taurat, memperwujudkan kemauan Tuhan di dunia ini. Kalau harus memilih antara Tuhan dan Taurat kata seorang guru, pilihlah Taurat. Keadilan sosial, kemakmuran, perdamaian, dan kesejahteraan jiwa lebih berharga daripada hal surgawi, meskipun zakat, ziarah, puasa, salat, dan syahadat juga diwajibkan. Dalam ideologi komunis, humanisme duniawi - yang menjadi inti pemikiran Yahudi - mendapat dasar subur untuk berkembang. Komunis merasa dipanggil menciptakan surga di dunia. Manusia akan ditebus dari dosa kapitalisme dan akan masuk suatu surga keadilan, surga kesamaan, dan surga persaudaraan. Kalau dia tidak mau, dla akan dipaksa dan Polpot tidak segan membunuh tiga juta orang Kamboja demi kebahagiaan hari depan, seperti Stalin dan Mao membunuh jutaan orang untuk tujuan yang sama. Sistem ini oleh Reagan dilukiskan sebagai satanisme, ajaran neraka, dan ideologi Beelzebub. Siapakah Reagan? Dia the all round Yankee, the carpetbagger, intisari bangsa Amerika. Tidak gampang melukiskan bangsa Amerika, karena kebudayaan itu disebut suatu campuran dari pelbagai bangsa lain. Mungkin benar bahwa warga kelas satu ialah Wasp (White, Anglosaxon, Protestant) dan yang lain seperti wop (Italia), kike (Yahudi), kraut (Jerman), dan nigger (hitam) hanya warga kelas dua. Tapi warna kulit dan segi rasial mungkin tidak penting. Lebih penting ialah ideologi Protestan. Perang silat mulut antara Soviet dan Amerika sering disebut suatu crusade, suatu perang salib, dan itu cocok sekali dengan Praise the Lord and Pass the Ammunition. Orang Protestan memprotes. Sesudah memerangi Roma Pertama (yang sekarang sudah knock out), perlu menghancurkan Roma Kedua (Moskwa), dan seperti dulu sang setan muncul sebagai pastor sekarang dia dilukiskan sebagai komisaris rakyat dari Partai. Demikianlah komunis dalam propaganda Amerika dilukiskan sebagai tentara raksasa yang tidak percaya pada Tuhan, mau menghancurkan kemerdekaan dan haus kuasa, tidak puas selama tidak menguasai seluruh dunia. Pertentangan hanya beres dalam konfrontasi. Pereat mundus iustitia fit, dunia boleh hancur tapi kemerdekaan harus menang. Pujilah Tuhan dan mari kita buat bom atom sebanyak-banyaknya. Konfrontasi yang gila antara dua raksasa yang buta hanya bisa didamaikan kalau ada pihak ketiga yang dapat menjadi mediator. Pihak ketiga yang cukup kuat ialah dunia Tionghoa atau dunia Arab. Sayang, orang Tionghoa berpendapat bahwa konflik antara AS dan Uni Soviet bisa menguntungkan Cina. Bertahun lamanya Amerika diajak Cina supaya mengeskalasi permusuhan dengan Soviet. Waktu Nixon menggabungkan diri dengan Cina, dia disambut sebagai malaikat yang turun dari surga. Dan waktu mau melihat kebun-kebun Hangchou, mereka membuat suatu lapangan terbang yang khusus yang tidak kalah dengan Cengkareng. Dunia Arab yang penuh savoir vivre, kebijaksanaan dan bakat diplomasi sayang sekali tidak kompak. Israel lebih ditakuti daripada Moskow, dan menurut Khomeini sang presiden dari Irak menjadi setan yang lebih besar daripada Chernenko. ASEAN ditangkap dalam dunia mikroskopis dan hanya memikirkan Vietnam, orang Eropa hanya memikirkan pengangguran dan harga minyak. Begitulah duma berputar dan bergerak seperti mobil yang sudah brengsek. Para diplomat menguap dalam konperensi pembatasan persenJataan, dan para militer membuat pecl yang makin tinggi dan bintang-bintang yang makin banyak. Musa dan Jean Calvin: dua wakil mesianisme yang berpendapat bahwa surga bisa dibangun dengan perkelahlan. Yang perlu ialah common sense, pikiran sehat dan jernih dari Pak Tani yang melihat bahwa dunia akan hancur kalau manusia tidak mau melihat kenyataan. Renungan yang sedih ini hanya bisa ditutup dengan doa supaya dunia Arab bersatu, dan dengan common sense yang dalam kebudayaan itu bisa menjadi mediator dalam pertikaian, sebagai wakil Bapak Ibrahim yang juga menjadi bapak bagi Nabi Musa dan Jean Calvin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini