Nasib seorang pembesar itu akan nampak belangnya bila mereka sudah meninggalkan kedudukannya, apalagi itu dilakukan secara paksa seperti yang dialami Marcos di Filipina, Nicolae Ceausescu di Rumania, atau Anwar Sadat di Mesir. Demikian pula sekarang yang dialami oleh Presiden Saddam Hussein di Irak. Ketika ia menduduki Kuwait, kemudian perang melawan Amerika Serikat dan sekutunya, kita melihat rakyat Irak mendukung Saddam Hussein. Bahkan, di banyak negara, masyarakatnya ada yang melakukan unjuk rasa mendukung Saddam, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Tapi setelah perang usai, apa yang terjadi dengan Saddam Hussein? Ternyata, banyak rakyat Irak yang menentang Saddam. Bahkan muncul golongan oposisi, kaum Syiah, dan Kurdi yang ingin merebut kekuasaan Saddam. Sedangkan dari Iran sendiri, presidennya menyarankan agar Saddam turun dari kekuasaannya dan diganti dengan pimpinan baru. Dan umumnya, negara-negara Arab sekarang menginginkan agar Saddam segera disingkirkan, karena kalau masih berkuasa dikhawatirkan kedamaian di kawasan Arab tidak terjamin. Sekarang ini banyak cerita jelek tentang Saddam. Ia dibenci dan dicaci. Dan nasib yang sama pernah dialami Marcos, Sadat, dan lain-lain. HAJI G. MALIKMASS Kepaduri RW 04 Jalan i/40 Jakarta Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini