Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Pemalsuan Dan Ilmu Sejarah

Di Indonesia, sejarah sebagai kesusasteraan yang dipakai untuk tujuan legitimasi, atau memberi teladan bagi generasi muda. Fakta atau proses sejarah dipakai seenaknya oleh tokoh politik, cendekiawan, dll.

5 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMANG sering terjadi penyalah gunaan ilmu sejarah. Karena penulisan sejarah, seperti tulisan lain, punya fungsi dalam masyarakat--misalnya fungsi legitimasi atau fungsi memberi teladan bagi generasi muda. Bahaya dari itu adalah bahwa fakta atau proses sejarah dipakai seenaknya saja oleh tokoh politik, cendekiawan dan lain-lain. Hal ini akan lebih mengaburkan pandangan masyarakat mengenai kedudukan ilmu sejarah dan konsepsinya mengenai sejarah. Di Indonesia, sejarah --sebagai kesusastraan --dipakai dengan tujuan legitimasi, atau untuk menonjolkan tokoh sebagai teladan. Ini tercermin dari karya-karya tradisional yang terkenal sebagai babad, hikayat dan lain-lain. Sejarah semacam ini ditu'lis dalam bahasa kebudayaan setempat, dan bersifat "kontemporer". Artinya pelukisan kraton masa lampau, misalnya, dilakukan dengan melukiskan kraton yang dimengerti oleh pendengarnya. Fungsi legitimasi dari suatu karya seperti Babad Tanah Jawi dari Kerajaan Mataram adalah jelas. Di sini Mataram dibesar-besarkan, sedangkan peranan Majapahit sangat diperkecil. Kerajaan sebelumnya, seperti Kediri dan Criwijaya, bahkan sama sekali terlupakan. Contoh seperti itu bersifat tidak sangat merugikan siapa saja. Paling-paling berupa pengelabuan terhadap masyarakat tentang kebesaran suatu kerajaan. Contoh seperti itu masih lebih innocent bila dibanding dengan pemalsuan yang membawa akibat perang, kekejaman dan pengejaran terhadap suatu golongan oleh golongan yang berkuasa. Pemalsuan semacam itu kadang-kadang juga dengan jalan menciptakan dokumen palsu. Contohnya adalah dokumen yang dibuat polisi rahasia Rusia di bawah Czar pada akhir abad ke-l9 yang terkenal sebagai Protokol Zion. Dokumen palsu ini memuat cerita tentang berkomplotnya orang Yahudi dengan Free Masonry untuk merebut kekuasaan dunia. Kedua pemalsuan itu dipakai pemerintah yang berkuasa untuk mengejar-ngejar kaum ahudi. Banyak sejarahwan segan menulis atau meneliti sejarah kontemporer atau masa yang sezaman dengan masa hidup sejarahwan itu. Bahkan ada yang mengatakan makin kuno suatu zaman untuk diteliti, makin ilmiah sifatnya, karena emosi, kepentingan dan lain-lain sudah mereda, dan mungkin bahannya pun lebih lengkap. Pendapat itu belum tentu benar. Sejarah kuno lndonesia misalnya sedikit sekali bahannya. Pun emosi dan kepentingan msih bisa terus kuat tentang suatu zaman yang sudah lama lampau. Apakah penulisan sejarah itu obyektif, ataukah ada selalu unsur subyektif? Persoalan apakah ilmu sejarah itu senetral ilmu eksakta, menurut pendapat saya adalah suatu persoalan filsafat. Persoalan bagi seorang sejarahwan ialah apakah metode bahan-bahan penelitianya cukup lengkap. Seorang ilmuwan sejarah harus menyediakan bukti dan kongklusi seketat seperti halnya seorang ilmuwan eksakta juga dituntut demikian. Metodenya mungkin berbeda dan hasilnya mungkin menimbulkan keraguan lain. Namun bagi seorang ilmuwan sejarah,bukti-buktinya adalah obyektif, dan sepasti bukti-bukti ilmuwan eksakta. Adanya ketidaklengkapan bahan sebenarnya adalah hal yang dialami semua peneliti ilmu. Karena itu dapat dan sering terjadi perubahan penulisan sejarah. Sebab apa yang dikemukakan oleh seorang sejarahwan pada suatu waktu dapat dikemukakan secara lain oleh sejarahwan lain, karena penemuan bahan baru ataupun karena wawasan baru. Akan tetapi, sejarahwan tetap tidak dapat secara seenaknya mengubah sejarah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus