Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

"Bantulah Saya Untuk Membantu Anda"

Menlu jepang Sunao Sonoda dan Menlu As Cyrus Vance hadir dalam pertemuan menlu ASEAN di Bali. Mereka berjanji akan memberi bantuan dan menyetujui pernyataan Menlu Asean masalah pengungsi. (nas)

7 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANDA kelihatan tampan sekali," kata Menlu Fililina Carlos Romulo menyambut kedatangan Menlu Jepang Sunao Sonoda memasuki ruang Puri Bunga Pertamina Cottages, Senin siang lalu. "Ya anda benar-benar kelihatan atletis sekali," sambung Menlu Mochtar Kusumaatmadja yang siang itu memimpin delegasi Asean. Yang dipuji hanya senyum mengangguk. Pertemuan para Menlu Asean dan Menlu Jepang siang itu merupakan yang kedua dalam rangkaian pertemuan dengan Ketua Masyarakat Ekonomi Eropa, Menlu AS, Australia dan Selandia Baru. Basa-basi merupakan kelaziman dalam diplomasi. Lebih lagi bila ditujukan pada orang yang diharapkan bantuannya. Dan Jepang merupakan salah satu negara yang ditoleh Asean dalam upaya menanggulangi ketegangan di Asia Tenggara dan masalah pengungsi Indocina yang makin gawat. Hubungan Asean-Jepang selama ini cukup baik. Jepang telah menjanjikan bantuan $1 milyar untuk proyek industri Asean. Walau tujuan utama kunjungan Sonoda semula untuk memberitahu hasil KTT negara-negara industri di Tokyo akhir bulan lalu, masalah pengungsi Indocina jelas membayangi pertemuan itu. Tapi yang diharapkan ternyata tidak sepenuhnya terpenuhi. "Kita mengharapkan Jepang mau mendukung pernyataan bersama konperensi Menlu Asean," tutur seorang diplomat Asean. Tapi sebelum pertemuan dimulai Sonoda lebih dulu menyatakan "menghargai" pernyataan bersama itu. Dus bukan mendukung. Tapi dijanjikannya akan ada peningkatan hubungan Asean-Jepang dalam bidang ekonomi dan politik. Juga dihimbaunya Asean untuk tidak saja mempererat hubungan Jepang-Asean dan memantapkan keamanan di wilayah ini, dan "untuk tidak menanyakan apa yang negara lain bisa lakukan untuk kita, tapi untuk menanyakan apa yang kiranya bisa dilakukan bersama melalui persahabatan yang kukuh dan utuh." Jepang agaknya berusaha menghindari "jeratan" untuk mendukung pernyataan bersama Menlu Asean. Kabarnya Jepang menilai pernyataan itu "terlampau keras" dan tidak ingin mengundang kemarahan Vietnam dengan mendukung pernyataan itu. Berbeda dengan negara seperti Taiwan dan Selandia Baru yang masih menerima 1000 pengungsi, yang ditampung Jepang cuma tiga orang saja. Tapi Menlu Sonoda menjanjikan $6,5 juta. Ini adalah setengah dari biaya pembangunan pusat pemrosesan pengungsi di Pulau Galang. Bantuan untuk UNHCR tahun depan juga ditingkatkan sampai sejumlah $50 juta. Sedikit 'ketegangan' sempat terjadi dalam pertemuan Asean-Jepang ketika Menlu Singapura Rajaratnam menyebut pernyataan bersama Menlu Asean sebagai A poor man's response" (Jawaban orang yang malang) terhadap Vietnam. Menlu Mochtar kabarnya segera memotong dengan menjelaskan, Asean bukannya seorang yang tidak berdaya. Asean telah membuktikannya dengan kemerdekaan yang dicapai para anggotanya serta ketahanan nasional yang ditegakkan tanpa bantuan orang lain. Seperti juga Sonoda, Menlu AS Cyrus Vance tidak tegas-tegas menyatakan mendukung pernyataan bersama para Menlu Asean. Tapi dalam pernyataannya, Vance dengan jelas menyatakan dan mengulangi pendirian pemerintah AS yang dalam banyak hal sama dengan pendirian Asean. Vance, yang datang dengan 25 orang anggota delegasi, ternyata tidak mengingini pembicaraan secara "ramai-ramai". Usulnya untuk mengadakan pembicaraan dengan 5 Menlu Asean dengan masing-masing didampingi dua pejabat tingginya diterima. Seperti juga dengan Jepang, pembicardan Asean-AS dilangsungkan selama 2 jam di ruang Puri Bunga Pertamina Cottages. Dalam masalah pengugsi, AS menyetujui pernyataan Menlu Asean yang menekankan perlunya memecahkan masalah ini pada sumbernya. "Kami telah menyerukan Vietnam agar merubah keadaan dan kebijaksanaan yang memaksa ratusan ribu orang mengungsi dan puluhan ribu mati. Hari ini, kami mengikuti anda menyerukan agar masyarakat internasional menghimbau Vietnam untuk menyetop banjir ini," kata Vance. Asean, lanjut Vance, "bisa mengharapkan kelangsungan bantuan AS dalam menghadapi krisis pengungsi ini." Menanggapi ketegangan di Asia Tenggara, Menlu AS ini mengulangi komitmennya untuk membantu negara yang terancam memenuhi kebutuhan keamanan mereka. "Secara moril dan berdasarkan perjanjian, kami terikat untuk membantu negara-negara Asean. Kami telah jelas menyatakan ini pada semua yang berkepentingan dan langsung pada Uni Soviet dan Vietnam." Tentang bantuan militer: "Kami sedang menambah dan mempercepat bantuan militer pada negara-negara Asean secara terpisah. Dan kami akan terus memperkuat seluruh kemampuan militer kami di Asia Pasifik dan Samudera Hindia." Puaskah para Menlu Asean pada janji-janji AS dan Jepang? Menlu Rajaratnam tersenyum puas. "Benar, memang telah saya sampaikan keinginan saya pada mereka, jawabnya pada A. Margana dari TEMPO. Ditunjukkannya AS menjamin keamanan Muangthai dan Asean. Sedang Jepang memberikan komitmen politik dan ekonomi. "Jelas itu merupakan kasur empuk buat Asean," ujarnya. Tidak semua negara Asean begitu bersemangat mendambakan dukungan AS dan Jepang seperti Singapura. "Yang memerlukan bukan hanya pihak Asean. Mereka pun memerlukan Asean," kata seorang pejabat tinggi Indonesia yang mengikuti pertemuan dengan Vance. Sikap itu tercermin juga dalam ucapan Menlu Filipina Carlos Romulo: "Bantulah kami untuk membantu anda." Jelas tampak masih adanya kebanggaan diri dalam Asean. "Bagaimana kita bisa mengharapkan AS? Apakah kita tidak belajar dari sejarah, apa yang terjadi kalau kita menyandarkan diri padanya," kata seorang pejabat Indonesia. "Asia Tenggara ingin menentukan nasibnya sendiri. Kita hanya minta bantuan mereka untuk memperhatikan kebutuhan kita, agar kita kuat," sambung Menlu Mochtar Kusumaatmadja. Memang benar yang memerlukan bantuan bukan hanya Asean. Bahkan pekan lalu pun AS telah meminta jasa baik salah satu negara Asean.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus