Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ratu Atut Chosiyah merupakan anggota klan Chasan Sochib pertama yang memegang jabatan pemerintahan Banten. Belakangan, anggota keluarga lain mengikuti anak tertua dari istri pertama Chasan ini. Adik kandung, adik tiri, adik ipar, dan ibu tiri dilantik oleh Atut sebagai kepala dan wakil kepala sejumlah daerah di provinsi itu. Ditemui Pramono dan Wasi’ul Ulum dari Tempo di kantornya, Selasa pekan lalu, Atut menjawab berbagai tuduhan tentang penguasaan jabatan politik dan proyek daerah oleh keluarganya.
Keluarga Chasan banyak menempati posisi penting di Banten. Apakah itu direncanakan?
Tidak ada perencanaan. Ini mengalir saja. Jika ada keluarga memiliki keÂinginan mencalonkan, Ayah atau saya tak boleh menghalangi.
Haji Chasan mendorong keluarganya menjadi kepala daerah atau legislator?
Ayah saya ikut membangun Banten. Keinginan Ayah, "Kalau kalian mampu, kalian juga harus bisa mengisi pembangunan, bukan hanya menjadi penonton."
Dulu Haji Chasan mengakui menyuruh Airin, adik ipar Anda, maju jadi Wali Kota Tangerang Selatan.
Tidak ada. Semua kebetulan saja. Airin memang tinggal di Tangerang. Dia notaris di Tangerang Selatan.
Sebagian orang menganggap Haji ChaÂsan membentuk dinasti untuk menguasai Banten.
Saya sebagai gubernur dipilih secara demokratis oleh masyarakat Banten pada 2006. Juga keluarga saya yang duduk sebagai kepala daerah. Keluarga saya berjuang keras agar dapat dipilih. Yang mendudukkan mereka adalah rakyat, bukan saya atau Ayah. Di mana kesalahan saya dan keluarga jika terpilih? Kok, jadi seperti salah.
Seberapa jauh ikatan saudara mempengaruhi hubungan kerja di Banten?
Banyak orang tidak melihat positifnya. Menurut saya, manfaatnya besar. Kebetulan suami saya di Komisi V DPR (membidangi perhubungan dan infrastruktur). Saya tidak harus capek, bisa lobi lewat telepon, "Tolong, bantu anggaran." Tentu semua sesuai dengan aturan, tidak ada yang diuntungkan secara materi. Yang diuntungkan itu sebenarnya masyarakat. Koordinasi dan komunikasi antarwilayah lebih cair, mungkin karena ada hubungan emosional. Tidak ada pembangkangan kepala daerah di Banten.
Adakah bantuan keluarga ketika satu anggota keluarga mencalonkan diri sebagai kepala daerah?
Secara pribadi kami saling mendukung. Tapi mereka yang jadi kepala daerah tidak boleh ikut kampanye. Semua sesuai dengan aturan.
Ada kekhawatiran, keluarga yang menjadi kepala daerah bakal mengerahkan pegawai negeri untuk mendukung Anda dalam pemilihan gubernur.
Saya sebagai gubernur sudah mengeluarkan surat netralitas ke semua bupati dan wali kota serta pegawai negeri. Surat ini sudah disebar sebelum saya mendaftar ke KPU.
Keluarga Chasan juga menguasai proyek di Banten melalui Grup Sinar Ciomas yang didirikan Haji Chasan.
Sejak saya lahir, bapak saya pengusaha. Sewaktu Banten masih jadi satu dengan Jawa Barat, bapak saya mendominasi proyek. Tapi itu dengan profesionalitasnya, memiliki prasarana dan peralatan.
Sejumlah pengusaha bercerita ada intervensi keluarga Chasan dalam proyek yang menggunakan dana APBD, sehingga proyek hanya mengalir ke perusahaan keluarga dan teman-temannya.
Saya tak pernah mengintervensi. Saya meminta semua sesuai dengan aturan. Pelaksanaan lelang tak pandang bulu. Silakan konfirmasi ke dinas-dinas soal kebijakan saya ini.
Anda masih bergabung di Grup Sinar Ciomas?
Saya sudah keluar sejak 1999.
Di akta perusahaan PT Sinar Ciomas Raya Utama yang kami miliki, nama Anda masih tercatat.
Tidak ada. Itu mungkin terselip. Saya tidak ada hubungan sama sekali dengan perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo