Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

<font size=1 color=#FF9900>HAJI</font><br />Terkatung Menunggu Pulang

Jemaah haji khusus Indonesia yang terdampar di Kuala Lumpur kini terancam tak bisa pulang. Mengejar tiket murah.

1 Desember 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NASIB jemaah haji Indonesia memang ruaaarrr biasa. Bukan perginya saja yang sulit, pulangnya juga bisa payah. Itulah, antara lain, yang dikeluhkan Dicky Irawan, pemilik PT Wasa Perdana Afiyah. Hingga Jumat sore pekan lalu, perusahaannya belum mengantongi tiket pesawat untuk kepulangan 188 anggota jemaah haji khusus yang diberangkatkannya.

Padahal jemaah yang masing-masing dikenai tarif US$ 5.500 itu dijadwalkan pulang pada 11-13 Desember. ”Sepengetahuan saya, semua maskapai penerbangan asing dari Jeddah pada tanggal itu sudah penuh di-booking pihak lain,” kata Djadjang Sudradjat, Ketua Bidang Transportasi dan Akomodasi Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia, Rabu pekan lalu dari Mekah.

Nama Wasa Perdana Afiyah disebut-sebut sejak dua pekan lalu terkait dengan terkatung-katungnya 336 anggota jemaah haji Indonesia di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Dari jumlah itu, 148 orang merupakan tanggung jawab PT Amalia Nur Karomah, yang berlokasi di Bogor. Menurut Dicky, pengadaan tiket, paspor, dan lainnya diurus Amalia Nur. ”Saya bagian setor uang saja.”

Terkatung-katungnya jemaah haji elite ini mulai merebak ke permukaan Senin dua pekan lalu. Menurut Abdul Ghafur Djawahir, Direktur Pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Sistem Informasi Departemen Agama, kisruh ini terjadi karena tiket pesawat Singapore Airlines yang dipesan agen biro haji tiba-tiba batal.

Akibatnya, rute perjalanan pada 16 November lalu, yaitu Jakarta-transit Singapura-Jeddah, berantakan. Alasan pembatalan itu sendiri masih gelap. ”Itu yang sedang ditelusuri tim pengawas haji,” kata Ghafur. Menurut Djadjang, yang ikut dalam pertemuan yang diadakan Departemen Agama bersama Amalia Nur dan Wasa Perdana, Senin dua pekan lalu, uang tiket terlambat disetorkan pihak biro haji.

Karena keterlambatan itu, pengadaan tiket yang dipercayakan ke pihak ketiga, PT Azizi Kencana, juga macet. Tapi Direktur Operasional PT Amalia Nur Karomah, Abdul Azis Husain, membantah keterlambatan penyetoran. Menurut dia, seluruh uang telah disetorkan ke Azizi.

”Sebelumnya, kami diberi Azizi fotokopi tiket SQ,” kata Azis Husain kepada Tempo. Ia mengaku telah membayar US$ 598.000, atau US$ 1.750 per anggota jemaah. Fotokopi ini salah satu persyaratan Departemen Agama dalam pengurusan paspor.

Belakangan, Ghafur menambahkan, fotokopi tiket pesawat yang diserahkan biro haji terlihat janggal. ”Kemungkinan palsu,” Djadjang menambahkan. Menurut Djadjang, Amalia menyewa jasa Azizi Kencana karena ingin menghemat biaya tiket.

Jika menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia, per orang bisa terkena biaya US$ 2.000. ”Jika pakai maskapai asing, bisa lebih murah US$ 200-300,” katanya. Amalia menggunakan jasa Azizi karena pemilik perusahaan itu, Bu Azizi, berdomisili di Singapura. ”Mungkin dianggap bisa mencarikan tiket murah.”

Menurut informasi terakhir, kata Djadjang, biro haji itu baru bisa mengadakan tiket untuk kepulangan sebagian kecil jemaah pada 5 Januari 2009, menggunakan penerbangan Air India. Ia lalu mempertanyakan biaya tinggal jemaah selama overstay. Menurut perkiraannya, sekitar US$ 50 per orang per hari. ”Kalau sampai 20 hari, kan, sama besarnya dengan harga tiket US$ 1.000 sekali penerbangan?”

Budi Riza, Akbar Tri Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus