Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menciptakan ruang belajar yang menyenangkan. Dari, oleh, dan untuk siswa. Kira-kira ungkapan ini cocok bagi para siswa khususnya di kelas IV B SDN Kompleks IKIP 1 Makassar. Empat rak terpajang di sudut kelas dan dijejali buku-buku cerita, majalah anak-anak, buku pelajaran bergambar, ensiklopedi, dan berbagai macam buku lain yang merupakan sumbangan siswa sendiri.
Guru kelas IV B, Alphian Sahruddin, membagi siswanya ke dalam empat kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 12 siswa. Tiap kelompok ditugaskan membuat satu rak buku. Selain membuat rak, para siswa harus menyediakan buku.
Tak hanya itu, Alphian juga memberi tanggung jawab kepada siswanya untuk mengelola
perpustakaan mini tersebut. Masing-masing rak memiliki sekretaris alias pustakawan cilik yang mencatat buku-buku yang dipinjam dan dikembalikan. Sang pustakawan cilik ini juga bertanggung jawab mengganti buku-buku yang sudah sering dibaca. Buku pengganti berasal dari siswa ataupun pinjaman dari perpustakaan umum. "Mereka diberi tanggung jawab untuk menyediakan buku yang menarik bagi siswa untuk menumbuhkan minat baca," kata Alphian. Dengan cara seperti ini, terjadi kompetisi alami antarsiswa.
Kehadiran perpustakaan mini di kelas, menurut Alphian, cukup membantu siswa dalam proses belajar karena waktu penggunaan perpustakaan sekolah terbatas. Buku-buku yang mengisi perpustakaan mini ini tak hanya berupa pinjaman dari perpustakaan sekolah, tapi ada juga yang merupakan sumbangan dari para siswa sendiri. "Jadi kami bisa saling tukar bacaan. Di kelompok saya, ada sebelas buku yang terkumpul," kata Amelia Dewi Dzakilah, siswa kelas IV B. MIFTAHUL KHAERIYAH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo