Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasca- gempa Lombok yang terjadi Ahad 5 Agustus 2018, wisatawan dan warga Pulau Gili Trawangan dievakuasi ke Ibu Kota Nusa Tenggara Barat, Mataram. Masyarakat dan wisatawan ini meminta dievakuasi karena trauma dengan gempa hebat berkekuatan 7 skala richter yang mengguncang Lombok Utara kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kebanyakan masyarakat panik. Takut gempa susulan," kata Agus Hendra Sanjaya, Humas Basarnas Mataram, Senin 6 Agustus 2018.
Sampai siang ini pukul 13.00 Wita sudah lima keberangkatan evakuasi dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal dari Badan SAR Nasional, KPLP, dan Polisi Air.
Agus mengatakan, evakuasi dilakukan sejak pukul 06.00 Wita. Mereka meminta evakuasi pada pagi hari karena menolak dievakuasi pada dini hari.
Gempa berkekuatan 7 skala richter pada Ahad malam itu mengakibatkan bangunan yang ada di Gili Trawangan rusak. Dalam foto yang beredar, tampak warga berkumpul di tepi pantai untuk dievakuasi.
Dalam catatan Basarnas setempat sebanyak 358 orang telah dievakuasi dengan rincian: kloter pertama 49 orang WNA dan 12 WNI. Kedua sebanyak 19 WNA dan 58 WNI.
Ketiga 16 WNI – satu diantaranya meninggal dan 74 WNA. Evakuasi ke 4 ada 6 orang WNA dan 64 WNI. Sorty ke lima yaitu 60 WNI. "Mereka dievakuasi melalui dermaga Bangsal di Pemenang Lombok Utara," ujar Agus.