Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

40 Persen Lulusan SMA Ini Tak Sanggup Lanjut Kuliah, Ini yang Dilakukan Sekolah

Data itu dari hasil survei sekolah ke kalangan siswa kelas yang berjumlah 396 orang. Mereka tak lanjut kuliah karena persoalaan biaya.

13 Februari 2023 | 11.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
SMA Negeri 16 Bandung. Foto : SMAN 16 Bandung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung- Kondisi ekonomi keluarga membuat tidak semua lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat melanjutkan kuliah. Beberapa SMA Negeri di Kota Bandung menyiapkan kelulusan mereka dengan bekal keterampilan salah satunya SMAN 16 Kota Bandung. “Agar nanti bisa mandiri dan menciptakan mata pencaharian untuk dirinya sendiri,” kata Eha Julaeha, Kepala SMAN 16 Kota Bandung, Sabtu 11 Februari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, siswa SMA sedari awal disiapkan untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Namun, kondisi ekonomi keluarga peserta didik di sekolah di daerah Kiaracondong itu membuat siswa hanya sanggup lulus SMA. “Hampir 40 persen tidak melanjutkan,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data itu dari hasil survei sekolah ke kalangan siswa kelas XII yang berjumlah 396 orang pada semester lalu. Dari kondisi itu, Eha lalu membagi dua kelompok. Sebuah kelompok atau sekitar 60 persen difokuskan untuk persiapan ke perguruan tinggi, 40 persen sisanya masuk kelompok siswa yang dibekali keterampilan. “Mereka itu cita-cita kerjanya sederhana seperti jadi pegawai toko dan lain,” kata Eha.

Keterampilan yang diberikan sesuai minat, bakat, potensi siswa yang akan lulus. Misalnya ada yang tertarik ke tata boga, tata busana, tata rias, bengkel kendaraan, dan content creator. Untuk menggelar pelatihan itu, pihak sekolah mengajukan proposal kerja sama dengan sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan, juga menggaet tenaga kerja tertentu serta warga sekitar misalnya yang punya bengkel kendaraan. “Sumber belajar kan bisa dari mana saja,” ujar Eha.

Metode serupa itu juga diterapkan di dua SMA Negeri lainnya di Kota Bandung dengan latar kondisi yang sama. Sebelumnya, Eha merintis cara itu ketika menjadi Kepala SMAN 13 Bekasi. “Melihat karakteristik peserta didik sekolah kita harus mencari alternatif solusi yang memberi kebermanfaatan bagi mereka, itulah pendidikan yang seharusnya,” kata dia.

Adapun bagi siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi khususnya negeri, sekolah menyiapkan pembekalan untuk menghadapi model seleksi yang baru. Kelas XII saat ini di SMAN 16 masih terbagi penjurusan IPA dan IPS. Implementasi Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi kata Eha, kini baru diterapkan di kelas X atau angkatan baru. 

Pada Kurikulum Merdeka itu tidak ada lagi jurusan IPA dan IPS. Mata pelajaran siswa menyesuaikan jurusan yang mau dipilih di perguruan tinggi. Pihak sekolah, menurut Eha, menyiapkan konsultasi siswa dengan guru Bimbingan Konseling serta sosialisasi ke orang tua “Ini perlu kehati-hatian karena ini menyangkut masa depan mereka, jangan sampai anak-anak salah pilih supaya lebih mantap kuliahnya.”

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus