Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus sekaligus Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengadakan sayembara untuk menemukan Harun Masiku, buronan kasus korupsi yang hingga kini belum tertangkap. Maruarar, yang merasa geram karena buronan tersebut tak kunjung ditangkap selama bertahun-tahun, menyatakan kesiapannya memberikan hadiah sebesar Rp 8 miliar bagi siapa pun yang berhasil menemukannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Apa salahnya saya memberikan itu (uang Rp 8 miliar). Partisipasi publik, itu uang pribadi,” kata Maruarar Sirait ditemui wartawan di Stasiun Manggarai, Jakarta usai mengunjungi aset Perumnas dan PT KAI, pada Rabu, 27 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ara, sapaan akrab Maruarar Sirait, menegaskan bahwa negara tidak boleh kalah dari koruptor. Menurutnya, tidak ada satu pun individu yang seharusnya kebal terhadap hukum di Indonesia. “Lama nggak ada perkembangan, saya ambil inisiatif pribadi boleh dong,” ujarnya.
Lebih lanjut, mantan politikus PDIP ini menyatakan bahwa inisiatif yang ia lakukan mendapat respons positif dari masyarakat. Menurutnya, langkah ini dapat mengembalikan perhatian publik terhadap kasus tersebut.
“Kok orang itu hebat sekali sih, berapa tahun nggak ketemu, nggak ada jejaknya. Nah sekarang isu ini terbuka lagi, hangat lagi. Tentu wartawan bisa mencari bantuan, bisa dapat duit Rp 8 miliar loh,” kata dia.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menilai sayembara Rp8 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkap buronan kasus korupsi Harun Masiku (HM) sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
Alex juga menegaskan bahwa KPK tidak pernah berhenti mencari Harun Masiku dan sayembara tersebut dihitung sebagai membantu tugas komisi antirasuah.
"KPK kan tetap mencari HM, hanya sampai dengan saat ini kan belum dapat. Kalau ada masyarakat yang mau membantu kan baik," kata Alex saat dikonfirmasi oleh Antara di Jakarta, pada Jumat, 29 November 2024.
Alex mengapresiasi segala bentuk partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi dan menegaskan pemberantasan korupsi tidak akan bisa berjalan tanpa peran serta masyarakat. "Peran serta masyarakat sangat penting dalam pemberantasan korupsi," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak mengapresiasi pernyataan Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Maruarar Sirait soal sayembara Rp8 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkap buronan kasus korupsi Harun Masiku.
"Kita patut mengapresiasi hal baik yang dilakukan oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Pak Maruarar Sirait untuk membantu melakukan penangkapan terhadap Harun Masiku melalui sayembara dengan memberi hadiah Rp8 miliar bagi yang menangkap Harun Masiku dalam upaya menegakkan hukum di NKRI," kata Tanak saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 28 November 2024.
Tanak menilai sikap Ara, sapaan akrab Maruarar, dalam mendukung penegakan hukum di Tanah Air layak menjadi contoh dan patut diberi penghargaan.
"Sudah sepatutnya beliau diberi penghargaan oleh negara karena dari sekitar 281,6 juta jiwa penduduk Indonesia, hanya beliau yang mau mengorbankan hartanya agar pelaku tindak pidana korupsi yang melarikan diri dapat ditangkap dan diproses sesuai ketentuan hukum," ujarnya.
Sebagai informasi, Harun Masiku adalah tersangka kasus suap kepada pegawai negeri untuk penetapan anggota DPR RI terpilih 2019-2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia telah menjadi buron atau masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) KPK sejak 17 Januari 2020.
Harun menjadi tersangka kasus suap terhadap Komisioner KPU 2017-2022 Wahyu Setiawan (W). Suap ini ditengarai agar Harun dapat menjadi anggota DPR dari Fraksi PDIP, menggantikan Nazarudin Kiemas yang meninggal pada Maret 2019. Namun, Harun Masiku selalu mangkir dari panggilan penyidik KPK hingga dimasukkan dalam DPO.
MYESHA FATINA RACHMAN I HAMMAM IZZUDIN I ANTARA