Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkan rencana mereka untuk mendukung Ridwan Kamil, atau yang akrab disapa Kang Emil, dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jawa Barat 2024.
Keputusan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis dan politis, termasuk elektabilitas, kapabilitas, dan dukungan dari partai-partai koalisi. Berikut ini adalah alasan utama mengapa PDIP memilih Ridwan Kamil sebagai calon kuat dalam Pilkada Jawa Barat.
1. Elektabilitas Ridwan Kamil yang Tinggi
Salah satu alasan utama PDIP memilih Ridwan Kamil adalah karena elektabilitasnya yang tinggi di Jawa Barat. Ketua Dewan Pimpinan Pusat bidang Pemuda dan Olahraga PDIP, Eriko Sotarduga menyatakan bahwa popularitas Kang Emil sangat besar di Jawa Barat.
"Kami menyadari elektabilitas Kang Ridwan Kamil di Jawa Barat itu besar. Sehingga kami siapkan calon pendamping yang setara," ujar Eriko.
Elektabilitas yang tinggi ini menunjukkan bahwa Ridwan Kamil memiliki basis konstituen yang kuat dan potensi besar untuk memenangkan Pilkada Jawa Barat.
2. Dukungan Duet RK-Ono Surono
PDIP tidak hanya mengandalkan Ridwan Kamil sendirian. Mereka berencana untuk menyandingkan Ridwan Kamil dengan Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono, sebagai bakal calon pendamping.
Menurut Eriko Sotarduga, Ono memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mampu mendukung kerja Ridwan Kamil nantinya. Selain itu, Ono juga memiliki basis konstituen yang besar di wilayah bumi Pasundan, khususnya di kawasan pantai utara alias Pantura.
Keputusan PDIP ini juga didukung oleh hasil jajak pendapat yang dilakukan Research and Consulting (SMRC). Menurut Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, pasangan Ridwan Kamil-Ono Surono mengungguli pasangan lainnya dalam survei yang dilakukan dari 9 Juni hingga 1 Juli 2024.
"Hasilnya, pasangan Ridwan Kamil-Ono Surono memperoleh skor 56,7 persen," kata Dani dalam telekonferensi, Sabtu 13 Juli 2024.
Sementara pasangan Dedi Mulyadi-Bima Arya Sugiarto yang diusung partai Gerindra dan PAN memperoleh skor 37,3 persen. Pasangan Haru Suandharu-Ilham Habibie yang diusung PKS dan Partai NasDem hanya memperoleh skor 1,3 persen.
3. Diperebutkan Partai Lain
Ridwan Kamil juga menjadi sosok yang diminati oleh partai-partai lain untuk dijadikan pasangan dalam Pilkada Jawa Barat. Analis politik Adi Prayitno mengatakan bahwa peluang PDIP menyandingkan Ono Surono dengan Ridwan Kamil kemungkinan besar terhalang oleh PAN dan Gerindra, yang juga tertarik dengan popularitas Ridwan Kamil.
"Ridwan Kamil adalah figur yang basis konstituennya besar di Jawa Barat. Pasti banyak yang meminati untuk dipasangkan dengan kader partai lain," ujar Adi.
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menyatakan bahwa PAN menawarkan dua nama sebagai bakal calon pendamping Ridwan Kamil, namun keputusan akhir tetap berada di tangan Partai Golkar.
Bagaimana Pertimbangan Golkar?
Partai Golkar sebagai induk partai Ridwan Kamil masih belum memutuskan apakah akan menugaskan mantan Wali Kota Bandung itu untuk maju di Pilkada Jawa Barat. Ada dorongan dari koalisi Golkar, yaitu Koalisi Indonesia Maju (KIM), agar Ridwan Kamil maju di Pilgub DKI Jakarta. Namun, keputusan ini akan sangat berpengaruh pada strategi politik PDIP di Jawa Barat.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | ANDI ADAM FATURAHMAN | ANANDA RIDHO SULISTYA
Pilihan Editor: Menakar Peluang Ridwan dan Dedi di Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini