Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan Presiden Prabowo Subianto menyumbang US$ 30 juta atau setara Rp 475 miliar kepada Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI). Budi mengatakan pemerintah Indonesia memberikan donasi ke Gavi karena lembaga itu telah membantu pemerintah selama pandemi Covid-19, yaitu dengan memberikan bantuan 110,3 juta dosis vaksin gratis senilai US$ 684,6 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi GAVI ingin mengajak Indonesia supaya bisa kerja sama. Kan kita tidak tahu kalau ada pandemi lagi. Mereka yang paling punya fasilitasnya," kata Budi seusai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 6 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi tak menjawab dengan detail pertimbangan lain pemerintah sehingga mengeluarkan uang negara sebesar US$ 30 juta tersebut. Budi berdalih bahwa Kementerian Kesehatan hanya mengikuti arahan Presiden Prabowo.
Ia mengatakan donasi itu akan diberikan kepada GAVI secara bertahap. "Akan diberikan bertahap selama lima tahun," kata Budi.
Sebelumnya Presiden Prabowo menerima kunjungan Ketua Dewan GAVI, Jose Manuel Barroso, dan CEO GAVI, Shania Nishtar, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 6 Desember lalu. Saat itu Prabowo menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan donasi sebesar US$ 30 juta kepada GAVI. Prabowo juga mengatakan Indonesia akan bergabung ke aliansi tersebut.
“Kami sekarang merasa ingin ikut juga bantu GAVI dalam pekerjaan selanjutnya dan kami sudah siap untuk menyumbang US$ 30 juta,” kata Prabowo, Jumat pekan lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo mengapresiasi kontribusi GAVI dalam mendukung Indonesia, terutama selama pandemi Covid-19. Mantan Menteri Pertahanan ini menyebutkan, selama pandemi, GAVI membantu pemerintah sebanyak 110,3 juta dosis vaksin gratis dan perlengkapan peralatan rantai dingin atau cold chain equipment senilai US$ 1 miliar.
Daniel Ahmad Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Bersiap Menuju Endemi