Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Anies Tanggapi Isu Jual-beli Bangku Sekolah: Bentuk Kriminalitas

Anies mengatakan itu merupakan penyimpanan, pelanggaran dan kriminalitas yang tidak boleh dibiarkan.

23 Januari 2024 | 17.31 WIB

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, hadir di lokasi acara Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta pada Selasa, 23 Januari 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Perbesar
Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, hadir di lokasi acara Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta pada Selasa, 23 Januari 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 01 Anies Baswedan menanggapi terkait isu jual beli bangku sekolah yang lazim terjadi saat pendaftaran siswa baru di sekolah negeri atau zonasi yang dilakukan oleh pihak yang bahkan bisa bekerjasama dengan dinas pendidikan. Anies mengatakan itu merupakan penyimpanan, pelanggaran dan kriminalitas yang tidak boleh dibiarkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Ini yang sudah pernah saya sampaikan, harus ada mekanisme untuk orang melaporkan dan dilindungi sebagai pelapor. Sebab, para orangtua cenderung enggan melapor sehingga terjadilah penumpukan (kasus) yang makin lama makin banyak," kata Anies dalam agenda Desak Anies dengan Tema Pendidikan di Yogjakarta pada Selasa, 23 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Anies mengatakan hal seperti ini bukan kali pertama terjadi melainkan telah banyak terjadi, bahkan di beberapa kota. Transparansi perlu dilakukan dalam sistem penerimaan siswa baru, seperti yang pernah dialami Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

"Pada zaman saya dulu, kita lakukan transparansi se-transparansi mungkin sehingga proses pendaftaran bisa ditonton oleh semua, realtime, dan kalau nama anak itu tergeser maka akan terlihat. Dengan begitu fearnes (keadilan) akan terjadi. Kalau ada fearnes maka sistem sudah berjalan dengan baik," kata Anies.

Namun, Anies mengatakan ada yang tidak kalah penting dalam mencegah sesuatu itu bisa terjadi, yaitu merotasi guru ke berbagai sekolah. Sehingga sekolah memiliki komposisi guru yang relatif setara.

"Tapi kalau itu tidak terjadi, maka itu akan menghasilkan pengumpulan di satu tempat saja. Sehingga kalau dirotasi, akan meningkatkan kualitas guru ke arah yang lebih baik," kata Anies.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus