Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Argumentasi Pakai Telur

Kunjungan Menmud Abdul Gafur untuk berkomunikasi di Aula FKUI. Mahasiswa membaca proklamasi kemudian meninggalkan ruangan.

29 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEBIH dari 400 mahasiswa dan staf pengajar Universitas Indonesia Sabtu pagi lalu memenuhi undangan Rektor UI Prof. Dr. Mahar Mardjono untuk menghadiri "pertemuan dari hati ke hati" dengan Menmud Urusan Pemuda Abdul Gafur. Mendekat jam 10.00, di tengah lagu Genderang UI yang dinyanyikan seluruh hadirin, sambil tersenyum Menmud Gafur didampingi Rektor UI memasuki Aula Fakultas Kedokteran UI, tempat dialog diadakan. Sebagian besar mahasiswa pagi itu mengenakan jaket kuning UI. Dengan ucapan "Yang Mulia Bung Gafur", Mahar Mardjono -- yang pernah mengajar Gafur -- membuka acara dengan menceritakan maksud kunjungan Menmud. Pertemuan semacam itu, kata Mahar, sudah lama dilontarkan Menmud. Tapi buatnya keinginan itu menyulitkan karena dia tahu apa yang di hati mahasiswa dan apa yang mereka inginkan. "Tapi ternyata Bung Gafur sendiri tidak keberatan terhadap apa yang akan terjadi walaupun itu menyinggung pribadinya," ucap Mahar. Seakan ragu apa yang bakal terjadi, Mahar melanjutkan: "Di hati saya timbul pertanyaan, dapatkah mahasiswa berdialog secara obyektif dan tidak diwarnai emosi?" Seusai Mahar membuka acara, Biner Tobing yang mewakili mahasiswa naik mimbar. Ajakannya untuk meneriakan "Hidup IKM UI" (Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia) sebanyak 3 kali disambut kompak para mahasiswa. "Hari ini kita diundang untuk berdialog dengan Abang Gafur. Rasanya kalau dapat dikatakan terlambat, inilah yang ingin kami katakan. Sudah terlambat Abang datang ke kampus ini," ucap Biner yang mendapat gemuruh tepuk tangan. Dengan nada tinggi, Biner yang masih dalam status skorsing meneruskan: "Kalaulah Bang Gafur masih juga ingin datang ke kampus ini, berarti Abang mengakui IKM UI dan ini berarti pula Bang Gafur mengakui Dewan Mahasiswa UI. MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa) UI, SM (Senat Mahasiswa) dan BPM (Badan Permusyawaratan Mahasiswa)". Menurut wakil mahasiswa ini, seandainya interpelasi di DPR tentang NKK tidak ditolak, PP No. 5/1980 belum keluar dan skorsing mahasiswa tidak terjadi, mungkin "jaket kuning" bisa menerima kedatangan Gafur. "Saya pikir ini omongan adik dengan abang. Jadi kalau omongannya agak kasar, wajar Bang," kata Biner diiringi tepukan riuh kawan-kawannya. Apa Maksudmu Datang? Begitu Biner turun mimbar, seorang mahasiswa lain naik dengan membawa map. Ia membacakan "Surat Terbuka untuk Bung Gafur/Menmud," dan dilanjutkan dengan pembacaan "Proklamasi Mahasiswa Indonesia" yang pernah dibacakan di DPR bulan Februari lalu. Menmud Gafur kemudian naik ke mimbar. Belum sempat ia berbicara, para mahasiswa memintanya membaca poster yang mereka bawa. Sekitar 10 menit poster-poster itu dibentang. Diantaranya ada yang berbunyi "Tuan apa maksudmu datang?" dan "Kata koran NKK berjalan di UI, kata kami IKM berjalan di UI". Kemudian beberapa mahasiswa dengan megafon mengumumkan agar mereka yang setia pada IKM UI keluar ruangan dengan tertib. Seraya menyanyikan lagu Maju Tak Gentar para mahasiswa berduyun-duyun keluar. Tinggal Rektor Mahar dan staf pengajar yang tampak gelisah. Dan Menmud Gafur di mimbar itu kemudian cuma berbicara dengan para wartawan. "Mereka sudah terlempar dari norma-norma masyarakat yang benar, termasuk norma yang harus dijunjung tinggi dalam masyarakat ilmiah seperti ini," ucap Gafur. "Coba lihat, hanya diktatur kecil berbicara tentang demokrasi tapi melarang orang berdemokrasi. Jadi saya sedih melihatnya," lanjutnya. Poster para mahasiswa, menurut Gafur membuatnya tertawa karena "mahasiswa salah informasi." Waktu Gafur bersama pengiringnya meninggalkan aula, para mahasiswa memadati jalan keluar. Tidak jelas siapa yang melakukan, beberapa telur dilemparkan ke arah Gafur. Tak satu pun yang kena pada sasaran, walau sempat baju Menmud terpercik pecahan telur yang dilemparkan ke atas dan pecah di langit-langit. "Itu di luar skenario. Itu hanya spontanitas mahasiswa," kata Biner Tobing kemudian. Mahar Mardjono sendiri mengatakan tidak kecewa dengan adanya aksi mahasiswa Sabtu lalu itu. Yang membuatnya menyesal adalah para mahasiwa yang mengatasnamakan DM itu telah menyalahgunakan kepercayaan Mahar. Sebab menurut Rektor UI itu, dalam pertemuannya dengan para pimpinan mahasiswa, dia telah minta agar dalam pertemuan dengan Gafur nanti para mahasiswa hendaknya berbicara yang rasional dan tidak emosional. "Dan mereka bilang Ya," kata Mahar. Haram Dengan adanya kejadian itu, lanjut Mahar, "kepercayaan saya pada mereka hancur sudah." Dia merasa kecewa mahasiswanya menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan pada mereka. "Apakah ada unsur yang dengan sengaja ingin memecahbelah saya dengan mahasiswa, ataukah itu hanya karena kebodohan mereka saja?" katanya. Kedatangan Menmud Gafur ke kampus menurut Mahar bisa digunakan untuk adu argumentasi. Tapi dengan tidak adanya mahasiswa yang berani berargumentasi, "berarti mahasiswa tidak mempunyai arumentasi terhadap apa yang mereka tolak," ujar Mahar pula. "Sebetulnya saya datang untuk berkomunikasi. Saya mau berbicara dari hati ke hati. Saya sudah menyediakan diri, apa mau dicaci maki atau apa saja, silakan dan saya sudah siap. Yang saya tidak duga samasekali ya lempar-lemparan telur itu. Itu sudah keterlaluan memang," kata Menmud Gafur Senin lalu di kantornya pada Nadjib Salim dari TEMPO. Betulkah kedatangan Gafur ke UI sebagai test case -- melicinkan jalan untuk kedatangan Daoed Joesoef? Jawab Gafur: "Haram kalau kedatangan saya ke sana dengan maksud demikian. Saya datang betul-betul dengan maksud untuk berkomunikasi."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus