Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Partai NasDem menerima kunjungan PDIP di NasDem Tower.
Pertemuan silaturahmi tersebut untuk menyongsong Pemilu 2024.
Partai NasDem berkomitmen tetap bersama PDIP.
JAKARTA – Partai NasDem tetap membuka peluang untuk mengusung nama lain di luar tiga bakal calon presiden yang direkomendasikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas), medio Juni lalu. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan bisa saja partainya ikut menyokong Puan Maharani jika Ketua Dewan Perwakilan Rakyat tersebut jadi diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan presiden 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rakernas menempatkan Mas Ganjar sebagai salah satu dari tiga nama bakal calon (presiden), itu benar,” kata Surya Paloh, seusai pertemuan di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin, 22 Agustus 2022. “Tapi suasana itu berkembang dan dinamis sekali. Saya kedatangan Mbak Puan ini kan saya lihat-lihat juga. Mari kita lihat perkembangan ke depan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puan, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP, melawat ke markas NasDem, kemarin. Ini merupakan safari politik pertama Puan ke partai politik. Rakernas PDIP pada akhir Juni lalu menegaskan bahwa calon presiden kelak akan diputuskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun nama Puan menguat selepas penyelenggaraan Rakernas yang dibumbui kabar memanasnya hubungan kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan Teuku Umar—kediaman Megawati.
Adapun NasDem juga telah menggelar Rakernas pada bulan yang sama. Hasilnya, Rakernas NasDem merekomendasikan tiga nama bakal calon presiden, yakni Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, dan Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa. Seperti halnya di PDIP, keputusan akhir calon dari NasDem berada di tangan Surya Paloh.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat mengumumkan rekomendasi Rakernas Partai NasDem ihwal tiga nama bakal calon presiden 2024, di Jakarta Convention Center, Jakarta, 17 Juni 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kemarin, Surya Paloh mengatakan pertemuannya dengan Puan belum sampai membicarakan kepastian tentang pembentukan koalisi. NasDem dan PDIP akan menggelar beberapa kali pertemuan lanjutan untuk membahas peluang kerja sama dalam pemilihan presiden 2024. “Ini pertemuan awal akan ditindaklanjuti, dilihat," ujarnya.
Menurut Surya, Ganjar dan Puan adalah dua kader PDIP yang punya potensi sama besar untuk maju dalam pemilihan presiden. "Kalau saya pribadi, subyektifnya, enggak boleh melarang Mbak Puan maju,” kata Surya. Dia pun menyatakan Puan juga masuk radar NasDem. "Sudah ketemu begini masak (Puan) enggak masuk radar.”
Puan Maharani bersepakat bahwa pertemuan PDIP dengan NasDem kemarin bukanlah yang terakhir. “Ini bagaimana membangun bangsa dan negara bersama, bagaimana menjalin komunikasi dan sinergi dalam menyongsong pemilu, sehingga persatuan dan kesatuan tetap berjalan sebagai RI,” kata Puan.
Puan mengaku datang dengan membawa pesan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun ia merahasiakan pesan dari ibunya tersebut. Yang jelas, menurut Puan, ia juga akan bersilaturahmi ke semua ketua partai politik untuk membuka ruang komunikasi dan menjajaki peluang kerja sama. “Dinamikanya masih berjalan panjang. Kurang-lebih 1,5 tahun,” kata Puan.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan partainya memang berkomitmen untuk berjalan beriringan dengan PDIP. “Kalau nanti dalam perjalanan tidak bersama-sama, kami berkomitmen tetap bersama PDIP,” ujarnya, kemarin. Ia juga menepis kabar renggangnya hubungan kedua partai.
Ali membenarkan soal Rakernas telah menyepakati tiga nama bakal calon presiden dan calon wakil presiden. Namun, dia mengingatkan, NasDem tak bisa sendirian mengusung pasangan calon. Itu sebabnya, berkoalisi dengan partai lain tetap diperlukan. “Kemarin, kami sudah mencalonkan kader PDIP, Ganjar Pranowo. Bisa jadi ada kerja sama di situ. Bisa jadi Anies dengan Puan, Puan dengan Anies, atau bisa juga dengan yang lain-lain,” kata Ali.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai pernyataan Ali sebagai adanya potensi NasDem bakal mengawinkan salah satu bakal calonnya dengan kader PDIP, meski partai berlambang banteng moncong putih itu bakal mengusung calon lain. “Anies-Ganjar itu yang sepertinya membuat pernyataan NasDem akan tetap bersama PDIP kalaupun beda pilihan,” kata Adi kepada Tempo, kemarin. “Itu pernyataan bersayap.”
Adi menilai, dalam pemilihan presiden 2024, NasDem tak akan lagi mengekor ke PDIP seperti ketika mengusung Joko Widodo pada 2014 dan 2019. NasDem ada kemungkinan membuka peluang kerja sama jika PDIP menerima proposal mereka. “Siapa proposal NasDem ini? Ya , Anies. Setuju-enggak (PDIP) dengan Anies?” ujarnya.
Sementara itu, di sisi PDIP, keputusan ihwal calon presiden 2024 masih sangat bergantung pada Megawati. “Kalau dari persona elite politiknya, sudah jelas ke Puan. Enggak bisa dibantah, tapi pada prinsipnya tergantung sikap politik Megawati,” kata Adi.
RIRI RAHAYUNINGSIH | DEWI NURITA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo