SAMPAI sekarang Kabupaten Bandung memang belum mempunyai ibukota
sendiri. Pusat kegiatan pemerintahan, seperti kantor Bupati dan
beberapa kantor lain tingkat kabupaten, masih berlokasi di
wilayah Kotamadya Bandung. Bale Endah, sebuah desa di kilometer
11 arah selatan Bandung dalam waktu singkat dipersiapkan menjadi
ibukota kabupaten tersebut, walaupun kata setuju pemerintah
pusat belum lagi turun sampai akhir Mei lalu.
Pernah Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah
memangil Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi, Walikotamadya
Bandung Husen Wangsaatmadja dan Bupati Bandung Lily Sumantri.
Dalam pertemuan itu Departemen Dalam Negeri secara resmi menolak
rencana Bale Endah sebagai lokasi ibukota Kabupaten Bandung.
Alasannya, seperti dilaporkan Harian Pikiran Rakyat, karena
Kotamadya Bandung dari waktu ke waktu sudah semakin sesak.
Perluasan kota, katanya, harus sudah dipikirkan dari sekarang.
Jika Bale Endah sudah menjadi ibukota kabupaten tidakkah rencana
perluasan kota Bandung akan terganggu -- agaknya itu yang
dipertimbangkan.
Tapi menurut Bupati Bandung, Lily Sumantri, hingga sekarang
"tidak ada secuilpun SK pembatalan Bale Endah." Pembicaraan
dengan Departemen Dalam Negeri, baru omong-omong tentang bahan
penyusunan SK Menteri mengenai ibukota Kabupaten Bandung.
Alhasil "pembangunan Bale Endah jalan terus," ujar Lily
menjelaskan. Sebab, menurut Lily, selain "cukup strategis" Bale
Endah sudah diteliti "dalam waktu cukup lama."
Apalagi segala sesuatunya sudah hampir beres. Gedung kantor
kabupaten dan DPRD sudah hampir siap. Biaya untuk menyiapkan
Bale Endah menjadi ibukota kabupaten, menurut Lily, sudah habis
Rp 3,5 milyar. "Dengan biaya Rp 1 milyar lagi rampunglah . . . "
Tinggal satu dari Pusat itulah yang ditunggu. Kepalang memang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini