Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Bale Endah Belum Sudah

Bale Endah 11 km dari Bandung dipersiapkan menjadi Ibukota Kabupaten Bandung, walaupun pemerintah pusat belum menyetujui. Menurut Bupati Bandung Lily Sumantri, tempatnya cukup strategis. (dh)

16 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAMPAI sekarang Kabupaten Bandung memang belum mempunyai ibukota sendiri. Pusat kegiatan pemerintahan, seperti kantor Bupati dan beberapa kantor lain tingkat kabupaten, masih berlokasi di wilayah Kotamadya Bandung. Bale Endah, sebuah desa di kilometer 11 arah selatan Bandung dalam waktu singkat dipersiapkan menjadi ibukota kabupaten tersebut, walaupun kata setuju pemerintah pusat belum lagi turun sampai akhir Mei lalu. Pernah Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah memangil Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi, Walikotamadya Bandung Husen Wangsaatmadja dan Bupati Bandung Lily Sumantri. Dalam pertemuan itu Departemen Dalam Negeri secara resmi menolak rencana Bale Endah sebagai lokasi ibukota Kabupaten Bandung. Alasannya, seperti dilaporkan Harian Pikiran Rakyat, karena Kotamadya Bandung dari waktu ke waktu sudah semakin sesak. Perluasan kota, katanya, harus sudah dipikirkan dari sekarang. Jika Bale Endah sudah menjadi ibukota kabupaten tidakkah rencana perluasan kota Bandung akan terganggu -- agaknya itu yang dipertimbangkan. Tapi menurut Bupati Bandung, Lily Sumantri, hingga sekarang "tidak ada secuilpun SK pembatalan Bale Endah." Pembicaraan dengan Departemen Dalam Negeri, baru omong-omong tentang bahan penyusunan SK Menteri mengenai ibukota Kabupaten Bandung. Alhasil "pembangunan Bale Endah jalan terus," ujar Lily menjelaskan. Sebab, menurut Lily, selain "cukup strategis" Bale Endah sudah diteliti "dalam waktu cukup lama." Apalagi segala sesuatunya sudah hampir beres. Gedung kantor kabupaten dan DPRD sudah hampir siap. Biaya untuk menyiapkan Bale Endah menjadi ibukota kabupaten, menurut Lily, sudah habis Rp 3,5 milyar. "Dengan biaya Rp 1 milyar lagi rampunglah . . . " Tinggal satu dari Pusat itulah yang ditunggu. Kepalang memang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus