Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Beli Pesawat Tempur Mirage 2000-5 Bekas Qatar, Kemhan Singgung Soal Kesiapan Tempur TNI AU

Kemhan menyatakan pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas Qatar untuk memastikan kesiapan tempur TNI AU.

15 Juni 2023 | 12.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat Mirage 2000-5 Angkatan Udara Taiwan mendarat di Pangkalan Udara Hsinchu di Hsinchu, Taiwan 7 Agustus 2022. Sekitar 20 kapal angkatan laut China dan Taiwan berada di dekat garis tengah Selat Taiwan. REUTERS/Ann Wang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan atau Kemenhan menjelaskan alasan pembelian selusin pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan Brigjen TNI, Edwin Adrian Sumantha, menyatakan bahwa pembelian itu dilakukan karena adanya penurunan kesiapan tempur TNI AU. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Edwin menyatakan penurunan kesiapan tempur tersebut karena adanya sejumlah pesawat tempur TNI AU yang akan habis masa pakainya, menjalani peremajaan (upgrade) atau pun perbaikan (overhaul/repair). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pelaksanaan upgrade dan overhaul/repair pesawat tersebut di atas akan menyebabkan penurunan kesiapan pesawat tempur TNI AU," kata Edwin melalui keterangan tertulisnya.

Dia pun membeberkan sejumlah pesawat TNI AU yang akan habis masa pakainya, menjalani peremajaan maupun menjalani perbaikian. Diantaranya adalah F-5 Tiger dan Hawk 100/200, F-16 hingga Sukhoi Su 27/30. 

Beli bekas karena Dasault Rafale baru akan datang beberapa tahun lagi

Dia menyatakan, untuk memastikan kesiapan tempur tersebut, Kemhan juga akan melakukan sejumlah pembelian pesawat tempur baru seperti 42 unit Dassault Rafale dari Prancis dan F-15 Super Eagle dari Amerika Serikat. 

Indonesia rencananya akan menerima tiga unit Dassault Rafale baru pada Januari 2026 sebagai pengiriman awal. Sementara proses pembelian F-15 Super Eagle masih dalam tahap pembahasan surat penawaran (letter of offer and acceptance) dari Pemerintah Amerika Serikat, mengingat F-15 dibeli dengan skema foreign military sales (FMS).

Karena lamanya pengadaan dua pesawat baru itu, Edwin menyatakan bahwa Indonesia membeli Mirage 2000-5 bekas dari Qatar. Selusin pesawat itu diharapkan bisa menambal terlebih dahulu kekuatan TNI AU. 

"Adapun alasan Kemhan RI melaksanakan pengadaan pesawat Mirage 2000-5 eks Angkatan Udara Qatar adalah karena Indonesia membutuhkan alutsista pesawat tempur yang bisa melaksanakan delivery (pengiriman) secara cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur TNI AU yang disebabkan oleh banyaknya pesawat tempur TNI AU yang habis masa pakainya, banyaknya pesawat yang akan melaksanakan upgrade, overhaul/repair dan masih lamanya delivery pesawat pesanan pengadaan baru," kata Edwin.

Qatar pensiunkan Mirage buatan 1997

Kontrak pembelian Mirage 2000-5 bekas dari Qatar itu ditandatangani pada 31 Januari 2023. Nilainya mencapai  734,53 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 10,947 triliun. 

"Material kontrak tersebut meliputi 12 MIRAGE 2000-5 Ex. Qatar Air Force (9 Single Seat And 3 Double Seat, 14 Engine and T-cell, Technical Publications, GSE, Spare, Test Benches, A/C Delivery, FF & Insurance, Support Service (3 Years), Training Pilot And Technician, Infrastructure, dan Weaponary," jelas Edwin. 

Pesawat-pesawat tersebut, rencananya akan tiba dalam waktu 24 bulan setelah kontrak efektif. Pesawat itu akan ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. 

Laman Asia Pacific Defence Journal menyebut pesawat bekas angkatan udara Qatar yang dibeli Indonesia merupakan buatan tahun 1997. Qatar memensiunkan pesawat itu karena telah melakukan peremajaan.

Laporan tersebut menyatakan bahwa pembelian Mirage itu merupakan transisi bagi para pilot TNI AU untuk membiasakan diri dengan pesawat buatan Prancis. Pasalnya, Indonesia selama ini belum pernah mengoperasikan pesawat buatan negeri yang terkenal dengan Menara Eiffel itu.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut membicarakan pembelian pesawat Mirage 2000-5 itu saat berkunjung ke Qatar pada Maret tahun lalu. Dalam kunjungan itu, dia bertemu dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Negara Urusan Pertahanan Khalid bin Muhammad Al-Attiyah di Doha, ibu kota Qatar.  

ANTARA| ASIA PACIFIC DEFENCE JOURNAL

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus