Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

BEM Undip Gelar Aksi di Depan Maba, Tuntut Usut Kematian Mahasiswa PPDS

Seluruh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar aksi simbolik atas meninggalnya mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi Undip, Aulia Risma di Stadion Undip pada Ahad, 18 Agustus 2024.

18 Agustus 2024 | 18.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar aksi simbolik atas meninggalnya mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi Undip, Aulia Risma. Dokter berstatus tugas belajar di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi itu diduga mengalami perundungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua BEM Undip Farid Darmawan mengatakan aksi itu sebagai bentuk solidaritas sekaligus menolak perundungan di kampus. "Semoga tidak ada (perundungan), tapi jika ada pihak-pihak yang bersangkutan maka harus bertanggung jawab, entah itu di Undip maupun pihak RSUP," ucapnya saat dihubungi pada Ahad, 18 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah pengurus BEM melakukan aksi dengan memegang foto almarhum dan rangkaian huruf bertuliskan "usut tuntas". Aksi itu dilakukan spontan saat penutupan orientasi mahasiswa baru di Stadion Undip, pada Ahad, 18 Agustus 2024. Setidaknya ada 13.500 orang mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan tersebut.

Melalui aksi ini, mahasiswa Undip mendesak kampus dan pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus kematian Aulia Rahma. Mereka juga ingin menyerukan kepada mahasiswa baru agar tidak abai jika menemukan kasus perundungan. 

"Ada juga aksi tutup mata yang mengisyaratkan dan mengajak seluruh pihak, terkhusus menyadarkan mahasiswa baru bahwa kita tidak boleh abai terhadap kasus ini," ucap Farid.

Sementara itu, Rektor Undip Suharnomo membantah tidak ada perundungan yang dialami Auliah Risma di kampus. Berdasarkan investigasi internal Undip Aulia memiliki masalah kesehatan yang memengaruhi prosesnya selama belajar. Namun, Suharmono tidak dapat menjelaskan lebih lanjut alasan tersebut. 

"Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dari privasi almarhum, kami tidak dapat menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan," kata dia.

Suharmono mengklaim pengelola PPDS telah memantau secara aktif perkembangan kondisi Aulia selama proses pendidikan. Saat itu, kata dia, Aulia sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri. Namun, rencana itu Aulia batalkan karena mempertimbangkan aturan beasiswa yang ia peroleh. 

Polrestabes Semarang masih mengusut kasus ini. Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar mengatakan polisi belum menemukan bukti yang berhubungan dengan motif perundungan. 

Ia menjelaskan polisi telah memeriksa sembilan lembar catatan di buku harian korban yang ditemukan di kamar tempat indekosnya. Lembar itu berisi keluhan tentang kondisi kesehatannya.

"Di sembilan lembar catatan buku harian itu tidak ada yang terkait dengan perundungan," kata Irwan dikutip dari Antara pada Jumat, 16 Agustus 2024.

Irwan berujar dugaan perundungan tersebut akan dilakukan investigasi oleh Kementerian Kesehatan. Sementara itu, polisi masih mendalami penyebab pasti meninggalnya korban, apakah bentuk kesengajaan atau kelalaian.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus