Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Bukit itu masih rawan

Reboisasi dan penghijauan daerah riam kanan kurang berhasil. kurang pemeliharaan & kebakaran hutan merupakan penyebab utama. bendungan riam kanan harus diselamatkan dari pendangkalan akibat erosi.

4 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BENDUNGAN Riam Kanan diresmikan Presiden Soeharto lima tahun lewat. Ketika meresmikan, presiden telah berwanti-wanti agar segera menghijaukan bukit-bukit sekeliling bendungan yang tampak botak-botak kepalanya. Secara simbolis malah kepala negara menanam sepohon tumbuhan sebagai isyarat dimulai penghijauan. Barulah dalam tahun anggaran 1973/74 reboisasi diwujudkan. Angka-angka yang bersumber dari proyek penghijauan Riam Kanan di Kantor Pemangkuan Hutan (KPH) di Banjarmasin menyebutkan, bahwa tahun itu diadakan reboisasi 120 Ha di Halimpung, kebun pembibitan di Bukit Batas dan Bukit Banyu. Sedangkan penghijauan 171 Ha di desa Tiwingan dan Bunglai. Biayanya bernilai Rp 14 juta. Tahun berikutnya 1974/75 reboisasi di Gunung Janar, Hanau, Halimpung dan Batu Bagandang seluas 465 Ha. Penghijauan seluas 210 Ha di desa Kalaan dan Tiwingan, dengan biaya Rp 50 juta. Menyusul tahun anggaran 1975/76, reboisasi seluas 699,70 Ha di Hanau, Batu Bahan, Batu Bagandang dan Kaluhan. Sedangkan penghijauan seluas 296 Ha di Padan Hawai, Kalaan, Muui, Tiwingan dan Benua Riam dengan menelan biaya Rp 76 juta. Menurut seorang petugas reboisasi, penghijauan diselenggarakan oleh penduduk sendiri dengan mendapat bibit dan biaya penanaman dari proyek. Sedangkan reboisasi diselenggarakan sendiri oleh dinas kehutanan. Lalu bagaimana hasilnya? Bukit-bukit sekitar bendungan masih terlihat gundul. Selain dari kebun pembibitan seperti di Bukit Batas dan lainnya nyaris tak terlihat bekas penghijauan ataupun penghutanan kembali bukit-bukit di sana. Mengapa? "Dua kali penghijauan dua kali mengalami kegagalan", jawab Ahmad (45 tahun) Lurah Kalaan. "Musnah dimakan api musim kemarau". Menurut pengamatan Ahmad "penduduk bisa menanamnya, tapi urusan memeliharanya tak bisa diharapkan". Maklum mereka sering meninggalkan desa untuk mendulang atau "manggasar" emas/intan di luar desa. Diinpreskan Sama dengan lurah Kalaan adalah ir Ahmed Bey Suhanda eks pimpinan proyek penghijauan Kalsel menunjuk gara-gara api hantu kemarau menyirnakan usaha reboisasinya. Menurutnya di tahun 1974 ia pernah mengalami langsung memadamkan kebakaran areal reboisasi di Riam Kanan yang menjadi tanggung jawabnya ketika itu. "Wah sulit sekali memadamkannya. Maklum di padang terbuka, angin bertiup dari segenap jurusan. Kita sendiri ketika itu hampir terkepung api", katanya. Tahun 1976 kemarin juga dilahap api kemarau. Hingga di situ tugas ir. Suhanda berakhir. Sebab "mulai tahun anggaran 1976/77 diinpreskan", ujarnya. "Di bawah tanggungjawab Bupati Kabupaten Banjar". Namun agaknya hasilnya pun belum secerah yang diharapkan. Nasib bukit-bukit di seputar Riam Kanan dewasa ini agaknya memang perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Lampu kuning telah mengisyaratkan, agar bendungan ini kudu segera diselamatkan dari ancaman pendangkalan atau pencemaran. Tak lain dengan menghijaukan bukit-bukit di sana segera. Sementara kelestarian hutan di hulunya harus dijaga pula dari pembabatan liar. Sebab selama orang-orang di bukit itu masih mengandalkan isi perutnya pada ladang selama itu pula pembabatan hutan sulit dicegah. Mungkin menyadari kenyataan ini, kebijaksanaan mengadakan proyek pemukiman kembali orang-orang bukit di sana mulai djalankan secara bertahap. Dikabarkan tahap pertama pemukiman kembali 300 KK dengan biaya selurulmya Rp 155 juta. Adakah usaha pemukiman ini tidak mengalami kegagalan serupa penghijauan di seputar bukit itu, agaknya terlalu pagi untuk menduga-duga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus