Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jika Wasit Ikut Bermain: Cawe-cawe Aparat TNI-Polri dalam Pilkada 2024

Lokataru mencatat adanya dugaan pengerahan aparat TNI dan Polri untuk memenangkan salah satu kandidat dalam pilkada 2024.

9 Desember 2024 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra (kanan) bersama Dandim Banyuwangi Letkol (Arh) Joko Sukoyo (kiri), Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Hafidz (kedua kanan) beserta sejumlah personel TNI-Polri menggelar patrol gabungan keliing Banyuwangi, Jawa Timur, untuk memastikan kesiapan dan kelancaran penyelenggaraan Pilkada serentak, 26 November 2024. ANTARA/Budi Candra Setya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pilkada 2024 diwarnai dugaan cawe-cawe aparat TNI dan Polri di beberapa wilayah.

  • Lokataru menemukan tujuh jenis dugaan pengerahan aparat TNI dan Polri di Papua.

  • Perludem juga menemukan dugaan mobilisasi TNI dan Polri untuk memenangi pilkada Jawa Tengah. 

PEMILIHAN kepala daerah atau pilkada 2024 diwarnai dugaan cawe-cawe aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI (Polri) di beberapa wilayah. Lokataru, salah satu organisasi nirlaba yang memantau pemilihan umum, menemukan dugaan pengerahan anggota TNI dan Polri untuk memenangkan salah satu kandidat dalam pilkada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Lokataru Delpedro Marhaen mengatakan lembaganya menemukan tujuh dugaan pengerahan aparat TNI dan Polri di Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satunya, kata Delpedro, dugaan keterlibatan petinggi Kepolisian Resor Keerom dalam pilkada Papua 2024. Menurut dia, petinggi itu diduga menginstruksikan petugas pengamanan tempat pemungutan suara (TPS) mendukung salah satu kandidat dalam pilkada Papua.

Lokataru, Delpedro melanjutkan, mendapat rekaman pertemuan tiga petinggi Polres Keerom yang meminta petugas pengamanan TPS mendukung salah satu calon. Pertemuan itu digelar di Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua, 22 November 2024.

"Rekaman itu berdurasi 32 menit. Isinya, permintaan kepada petugas pengamanan TPS untuk mendukung salah satu kandidat dalam pilkada Papua," ujarnya saat dihubungi, Ahad, 8 Desember 2024. 

Anggota TNI dan Polri mengawal pendistribusian logistik pilkada 2024 ke tempat pemungutan suara di jalur pendakian Bukit Gado-gado, Padang, Sumatera Barat, 26 November 2024. ANTARA/Iggoy el Fitra

Lokataru juga menerima laporan bahwa petinggi Kepolisian Sektor Kemtuk Gresi, Jayapura, diduga mengerahkan jajarannya untuk mendukung salah satu pasangan calon peserta pilkada dalam apel pagi di kantor polsek pada 8 Desember 2024. Petinggi itu memberikan arahan untuk memenangkan pasangan calon tertentu. Ia meminta jajarannya mengajak keluarga dan tetangga mendukung pasangan calon tersebut. "Katanya karena sama-sama memiliki latar belakang polisi. Makanya harus dipilih," ucap Delpedro.

Delpedro mengatakan aparat kepolisian seharusnya dilarang terlibat pilkada. Mereka seharusnya netral. Pengerahan aparat hanya membuat masyarakat terintimidasi sehingga tidak bebas menggunakan hak pilihnya.

Dugaan mobilisasi aparat TNI dan Polri juga ditemukan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Peneliti Perludem, Ajid Fuad Muzaki, mengatakan lembaganya menemukan dugaan mobilisasi anggota TNI dan Polri untuk memenangi pilkada Jawa Tengah. 

Menurut keterangan pemantau Perludem di Jawa Tengah dan hasil wawancara dengan berbagai pihak, kata Ajid, ada upaya kedua institusi itu mengarahkan dukungan kepada salah satu pasangan calon. "Namun temuan ini masih di tahap verifikasi," tuturnya saat dihubungi, Ahad, 8 Desember 2024.

Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Julius Ibrani mengatakan TNI dan Polri memang dilibatkan secara khusus dalam pilkada 2024. Bahkan anggaran mereka naik menjelang pilkada dengan alasan keamanan. Padahal tidak pernah terjadi kerusuhan dalam pemilu ataupun pilkada sejak 1999. "Justru kekisruhan terjadi karena kepentingan politik," ujar Julius saat dihubungi, Ahad, 8 Desember 2024.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Hariyanto mengatakan tentara berkomitmen menjaga netralitas dalam pilkada 2024. Komitmen itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. "TNI berperan sebagai alat negara yang bersifat netral dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik praktis," katanya Hariyanto saat dihubungi, Ahad, 8 Desember 2024.

Tempo sudah meminta konfirmasi mengenai tindakan petinggi Polres Keerom dan Polsek Kemtuk Gresi kepada Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo. Namun ia belum meresponsnya. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Sandi Nugroho juga mengabaikan pertanyaan Tempo.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Hendrik Yaputra

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus