Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Berita Tempo Plus

Dengan al qur'an pengganti ka'bah

Gambar ka'bah dalam lambang ke-14 iain di seluruh indonesia harus diubah dengan gambar al quran terbuka. tapi masing-masing bebas memilih ciri khas daerahnya. (pdk)

14 Agustus 1982 | 00.00 WIB

Dengan al qur'an pengganti ka'bah
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MANA yang sah? Dalam perayaan Lustrum ke-5 IAIN Syarif Hidayatullah pekan lalu di Balai Sidang, Jakarta, muncul dua lambang. Ada lambang yang menghias ujung selendang hijau yang dikenakan para sarjana baru -- yang diwisuda dalam kesempatan hari Rabu itu bergambar Al Quran terbuka. Ada pula lambang yang menghias ujung tongkat prosesi, yang terbuat dari tembaga, bergambar Ka'bah. Ternyata kedua lambang itu resmi. Cuma yang lama bergambar Ka'bah, dan yang baru bergambar Al Quran. "Belum semuanya sempat diganti dengan lambang baru," kata orang Humas IAIN itu. Kisah ini bermula Febrari lalu dari Instruksi Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Dep. Agama. Isinya, gambar Ka'bah dalam lambang ke-14 IAIN di seluruh Indonesia harus diubah dengan gambar Al Quran terbuka. Hal itu "memang berlatar belakang politis," kata Drs. H. Badri, Kepala Humas Dep. Agama. Ia menceritakan bagaimana lambang Ka'bah ternyata bisa menimbulkan kesulitan, di masa menjelang Pemilu '82. Justru karena lambang Ka'bah itu KKN (kuliah kerja nyata) mahasiswa IAIN pernah terhambat. Singkat kata, mahasiswa yang ber-KKN dicurigai sedang berkampanye atas nama PPP yang punya tanda gambar Ka'bah. Akibatnya instruksi Ditjen tersebut lahir. Maka sejak Maret lalu muncul kesibukan ekstra di ke-14 IAIN seluruh Indonesia. Misalnya IAIN Sumatera Utara membuat lambang baru, dengan gambar pegunungan, kapas, dan padi. Dan IAIN Syarif Hidayatullah menyelenggarakan sayembara yang hanya menjanjikan hadiah Rp 2.500. Muncul dari sana hanya tiga rencana gambar, di antaranya karya Chaliluddin, dosen Tarbiyah, menang. Dia menulis skripsi tenang kedudukan senilukis dalam Islam. Lambang ciptaannya menampilkan Monumen Naskah sebagai ciri Jakarta. Kemudian terdengar komentar Rektor IAIN ini, Prof. Dr. Harun Nasution: "Secara filosofis Al Quran lebih cocok." Tapi belum semua IAIN sempat membuat lambang baru. Syarat mutlak bagi semua IAIN ialah gambar Al Quran terbuka, tapi masing-masing bebas memilih ciri khas daerahnya. Di IAIN Sunan Ampel, Surabaya, soal ciri khas kejawatimurannya masih diperdebatkan. Dalam lambangnya yang lama, ciri itu ditampilkan dengan gambar kubah masjid Ampel hijau muda. Dari masjid itu dulu, dikumandangkan ajaran agama Islam oleh Raden Rachmat yang kemudian berjuluk Sunan Ampel ke seluruh Jawa Timur. Di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, yang lahir (1960) bersamaan dengan IAIN Jakarta, gambar lambang baru sudah disepakati -- tetap berlatar belakang peta kepulauan Indonesia. Hanya gambar bulu-bulu angsa kini ujungnya dibuat tepat menunjuk letak Yogya pada peta. IAIN Sunan Gunung Jati, Bandung, tak banyak mengganti. Bentuk perisai segi lima dan gambar dua kujang (senjata tajam khas Jawa Barat) tetap dipakainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus