Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta- Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Al Makin, memuji disertasi karya Anthonius Michael, romo Katolik yang mengkaji akulturasi Aluk To Dolo, agama lokal Suku Toraja, Sulawesi Selatan dengan Katolik dan Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Al Makin dan enam penguji menyebut disertasi Anthonius sebagai karya akademik dengan nilai yang tinggi dan memuaskan. Tapi, predikat kelulusan yang disematkan tidak bisa cum laude karena Anthonius merampungkannya dalam waktu yang lama yakni tujuh tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut ketua tim penguji ujian promosi doktor itu, disertasi berjudul Interaksi Agama dan Tradisi Lokal memberi perspektif baru di luar disertasi tentang persinggungan Katolik dan Islam yang dominan di Jawa.
Anthonius merekam tradisi lokal dan keragaman yang unik dan menarik di luar arus utama Jawa. Dalam konteks tradisi Toraja, dia menghubungkan iman Katolik, Islam, dan tradisi lokal Toraja.
Ketiganya saling bekerja sama, tidak saling bertentangan, dan saling belajar. Islam belajar bagaimana mengakomodasi tradisi tanah Toraja. Sebaliknya, tradisi tanah Toraja juga menerima Islam. Demikian juga yang terjadi dengan Katolik.
“Islam dan Katolik akur dan sama-sama memberi ruang pada tradisi lokal dalam praktek keagamaan,” ujar Al Makin kepada Tempo pada Jumat, 9 Juni 2023.
Al Makin mengatakan gereja dan masjid mengambil peran dalam memberi makna baru tradisi Toraja dari sisi arsitektur dan ritual. Menurut dia, orang bisa belajar kedua agama itu tidak menolak tradisi lokal dalam pembangunan rumah ibadah. Disertasi itu memberi perspektif baru bahwa Katolik dan Islam mampu beradaptasi.
Prinsipnya, ujarnya, pemimpin agama Katolik dan Islam mampu mengubah tradisi lokal menjadi bahasa agama. Dia mengatakan budaya lokal bertahan di dua agama itu.
Sidang terbuka ujian promosi doktor yang berlangsung di Gedung Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berlangsung pada Rabu, 31 Mei 2023. Disertasi memotret akulturasi dan apropriasi bangunan rumah ibadah Masjid Agung Rantepao dan Gereja ST. Theresia Rantepao di Toraja.
Kedua rumah ibadah ini berdiri berdampingan, hanya berjarak 300 meter. “Tak pernah ada konflik dan umat hidup rukun,” kata Anthonius.