Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Rektor Indonesia periode 2024-2025, Nurhasan, meminta anggota Panitia Seleksi Pimpinan dan Dewas Pengawas KPK atau Pansel KPK melakukan jemput bola mencari calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nurhasan, banyak orang kredibel yang tak mau mendaftar. Karena itu, anggota Pansel KPK perlu mengajak mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pansel KPK harus dorong," kata Rektor Universitas Negeri Surabaya di Kementerian Sekretariat Negara Jakarta, Kamis 6 Juni 2024.
Pansel KPK melakukan pertemuan dengan 25 perwakilan perguruan tinggi untuk dimintai saran kriteria ideal calon komisioner dan dewan pengawas KPK. Nurhasan mengaku, para rektor siap membantu pansel mencari sosok yang tepat menjadi pemimpin KPK.
Di sisi lain, Forum Rektor juga berharap komisioner dan dewas KPK nanti harus bisa berkomunikasi dengan baik. Sehingga, pencegahan dan penindakan ke depan bisa dilakukan secara masif.
"Lebih seimbang pencegahan bisa didorong dan disampaikannya semua masyarakat dan stakeholder dan penindakan agar tegas," kata Nurhasan.
Wakil Ketua Pansel KPK, Arif Satria, mengatakan, belum ada keputusan apa pun dengan para perwakilan kampus. Posisi Pansel KPK hanya untuk mendengarkan. "Namun kami catat untuk masukan ke depan" kata Arif di Lobi Kementrian Sekretariat Negara, Jakarta, kemarin.
Pertemuan dengan Rektor merupakan agenda penyerapan aspirasi yang sudah dilakukan sejak Rabu 5 Juni 2024. Kala itu, Pansel KPK menerima aspirasi dari 13 pemimpin redaksi media. Rencananya, Senin 10 Juni 2024, pansel KPK akan mendengarkan suara organisasi masyarakat sipil.
Adapun Presiden Jokowi sudah menetapkan 9 nama anggota pansel KPK. Ketua Pansel terpilih dari Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Muhammad Yusuf Ateh. Ketua Pansel KPK dibantu oleh Wakil Ketua Pansel KPK, Arif Satria.
Adapun, anggota Pansel KPK, terdiri dari Ivan Yustiavandana, Nawal Nely, Ahmad Erani Yustika, Y. Ambeg Paramarta, Elwi Danil, Rezki Sri Wibowo, dan Taufik.