Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gaya copet dan maling di singapura

Cewek di singapura bisa juga mencopet. sadiah abdullah,28, diganjar hukuman setelah merayah dompet pasangan dansanya. pasangan suami istri dan putrinya ketangkap polisi. lebih 40 kali mereka mencuri.

18 September 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HATI-hati ketemu cewek tak dikenal di Singapura. Ini pengalaman seorang serdadu angkatan laut Amerika Serikat, Mark LeBaire. Singkat cerita, dia sir dengan Sadiah Abdullah, 28 tahun. Mereka berdansa di Fire Disco, Orchard Plaza, tengah malam akhir Agustus lampau. Seperti terungkap di pengadilan, menurut berita di koran The Straits Times pekan lampau, si cewek pamit ke kamar kecil. Sekitar lima menit kemudian, LeBaire sadar dompetnya raib dari saku kanan celana pendeknya. Ia segera mencurigai Sadiah, dan melaporkannya kepada petugas keamanan. Mereka memburu Sadiah, yang masih sembunyi di toilet. Di tangannya tak ada dompet yang dicari, tapi petugas menemukan dompet itu di tempat sampah. Setelah tertangkap basah, Sadiah digiring ke pos polisi Tanglin. Untuk kelakuannya ini, Sadiah diganjar satu bulan penjara. Masa hukumannya belum usai, eh, tangannya gatal lagi. Dia menyikat 100 dolar Singapura dari cewek lain sesama satu sel. Cewek berakal pendek itu menyembunyikannya di dalam sepatu. Ya, gampang sekali ketahuan. Untuk ini, ia diganjar lagi tiga bulan penjara. Masih kabar dari Singapura. Dalam lima bulan terakhir telah terjadi 40 pencurian di berbagai flat di Bedok, Tampines, Ang Mo Kio, dan Clement. Sejauh ini malingnya lolos. Jadi, ketika mendapat telepon dari penduduk bahwa ada maling di Blok 803 Tampines, polisi segera bergerak. Dalam tempo 40 menit, si maling dapat diringkus. Berbeda dengan cewek Melayu tadi, maling yang suami-istri berusia 27 tahun ini tak disebutkan namanya dalam berita The Straits Times pekan lalu itu. Mereka bekerja kompak bersama putrinya yang berusia enam tahun. Menurut sumber kepolisian, si suami tugasnya membongkar jendela, termasuk menggergaji terali besinya, sementara sang istri berjaga di luar dengan putrinya. Selama ini mereka tinggal mirip kutu loncat, berpindah dari hotel murah ke hotel murah, untuk menghindari pelacakan. Dari mereka disita barang bukti berupa sejumlah perhiasan dan sebagian besar uang tunai. Seluruhnya bernilai 20 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp 26 juta. Pasangan maling ini dicurigai telah merayahi 40 pencurian tadi. Mereka kemudian ditahan, sedangkan putrinya dikirim kepada familinya. Polisi merasa tak cukup alasan menahan bocah ini, dan tak yakin apakah dia juga ikut terlibat dalam 40 kasus tersebut. Namun, si bocah tetap diperhitungkan karena merupakan kunci sebagai saksi mata dalam rangkaian kejahatan orang tuanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus