Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gempa Majene: Puan Maharani Minta Pemerintah Tanggap Darurat Menyeluruh

Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah melakukan operasi tanggap darurat secara menyeluruh atas gempa Majene.

16 Januari 2021 | 06.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua DPR Puan Maharani membacakan pidato pada Rapat Paripurna ke-11 Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 11 Januari 2021. Rapat Paripurna diikuti oleh 73 anggota DPR yang hadir secara fisik dan 310 secara virtual. ANTARA/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani meminta pemerintah melakukan operasi tanggap darurat secara menyeluruh atas terjadinya gempa Majene, Sulawesi Barat. Puan mendorong pemerintah daerah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait penanganan bencana tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Puan, koordinasi antarpemangku kepentingan sangat penting lantaran gempa bumi itu dilaporkan terasa hingga Palu, Sulawesi Tengah dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Utamakan penyelamatan dan pencarian korban, serta menolong masyarakat yang terdampak serta kerahkan sumber daya daerah dan nasional guna penyelamatan korban," kata Puan dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Januari 2021.

Puan juga menyampaikan dukacita atas terjadinya gempa pada Jumat dini hari itu. "Semoga korban meninggal dunia diterima amal baiknya oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan."

Puan Maharani mengatakan tanggap darurat harus dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari penyelamatan dan pencarian korban, penanganan kelompok rentan, pendirian rumah sakit lapangan, tempat pengungsian, dan dapur umum.

Dia mengingatkan harus ada antisipasi munculnya penyakit di tempat pengungsian. Lantaran situasi pandemi Covid-19 saat ini, Puan menekankan, agar protokol kesehatan tetap dilaksanakan secara ketat.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini mendorong pemerintah daerah dan pemerintah pusat mengantisipasi bencana susulan. Dia mengatakan upaya pencegahan penanggulangan bencana juga harus dilakukan di setiap daerah.

"Terutama di daerah yang berkategori risiko tinggi bencana agar dampak bencana dapat diminimalisasi demi melindungi masyarakat dan meminimalisasi kerugian dan kerusakan jika suatu hari bencana terjadi," ujar politikus PDI Perjuangan ini.

Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 pada Jumat dini hari kemarin terjadi dalam satu rangkaian dengan gempa sehari sebelumnya pada Kamis siang, 14 Januari 2020, yang berkekuatan magnitudo 5,9. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa Majene yang pertama dirasakan hingga jauh di seberang pulau Sulawesi.

Pusat gempa Majene ini sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami pada 23 Februari 1969 dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 kilometer. Sumber gempa Sesar Naik Mamuju memiliki magnitudo tertarget mencapai 7,0 dengan laju geser sesar 2 milimeter per tahun.

"Sesar ini memang harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono lewat keterangan tertulis, Jumat, 15 Januari 2021.

Selain merusak bangunan rumah dan meruntuhkan bebatuan tebing, guncangan gempa Majene menyeberangi lautan hingga terasa di Kalimantan Timur. Gempa bumi bermagnitudo 6,2 itu setidaknya telah menewaskan delapan orang di Kabupaten Majene.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANWAR SISWADI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus