Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Gempa Mamuju: Sebab-sebab, Soal Sesar Aktif dan Rinciannya

Gempa Mamuju dengan M 5,8 mengguncang wilayah Sulawesi Barat pada Rabu siang, pukul 12.3. Pusat gempa tercatat berada di laut sedalam 10 km.

9 Juni 2022 | 14.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Gempa Mamuju yang berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Sulawesi Barat pada Rabu siang, pukul 12.32 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiposentrum gempa tercatat berada di laut dengan kedalaman 10 kilometer. Apa penyebab Gempa Mamuju ini?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, mengatakan gempa yang terjadi di wilayah Pantai Barat Mamuju, Sulawesi Barat itu merupakan gempa tektonik.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,77 derajat Lintang Selatan dan 118,56 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 26 kilometer arah barat Tapalang Barat, Mamuju, Sulawesi Barat.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.

Akibat adanya aktivitas sesar aktif di lepas pantai Mamuju. “Gempa terjadi akibat adanya aktivitas sesar aktif di lepas pantai Mamuju,” kata Bambang. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).”

Apa itu Gempa Bumi Sesar?

Mengutip laman esdm.lampungprov.go.if, Indonesia secara geografis memang terletak di antara dua benua dan dua samudera. Posisi tersebut menjadikan Indonesia dilewati oleh tiga jalur Lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.

Lempeng Indo-Australia bergerak ke Utara dan menyusup ke dalam Lempeng Eurasia, sementara Lempeng Pasifik bergerak ke arah Barat.

Pergerakan lempeng benua dan lempeng samudera terkadang saling mengunci. Hal ini menyebabkan pengumpulan energi yang berlangsung terus-menerus. Hingga kemudian batuan pada lempeng tektonik tidak lagi kuat menahan gerakan.

Akibatnya terjadi pelepasan mendadak yang disebut sebagai gempa bumi. Gempa bumi umumnya terjadi di jalur sesar atau patahan.

Secara geologi, sesar merupakan bidang rekahan yang disertai adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran tersebut bisa hanya beberapa milimeter hingga puluhan kilometer. Sedangkan bidang sesarnya mulai dari beberapa sentimeter hingga puluhan kilometer. Sesar dengan ukuran besar terjadi akibat Gaya Tektonik yang ditimbulkan saat terjadi pergerakan lempeng, seperti zona subduksi pada pertemuan dua lempeng tektonik.

Secara umum, sesar atau patahan dapat terbentuk akibat adanya gaya pada batuan. Dapat berupa gaya menekan, gaya menarik, maupun kombinasi keduanya, sehingga batuan tidak mampu lagi menahan gaya tersebut.

Daerah dengan sesar yang masih aktif bergerak merupakan daerah rawan gempa bumi. Dikarenakan sesar atau patahan berupa area, maka biasanya sesar atau patahan disebut dengan zona sesar atau bidang sesar.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan gempa Mamuju menyebabkan kerusakan sejumlah bangunan. Gempa dirasakan sedang selama kurang lebih 5 detik itu mengakibatkan atap Gedung Serba Guna PKK Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat roboh. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Rabu 8 Juni 2022, mengatakan laporan visual yang diterima BNPB terlihat beberapa kursi berserakan akibat tertimpa atap.

HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca : Gempa Mamuju Magnitudo 5,8, Sebanyak 4 Orang Calon Polisi Dikabarkan Terluka


Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus