Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

HUT TNI, Mengenang Jenderal Oerip Soemohardjo Gabungkan Kekuatan Militer TNI

Di HUT TNI, ada sosok Jenderal Oerip Soemohardjo merupakan salah satu orang yang menjadi peletak ABRI-TNI dalam hal keorganisasian.

6 Oktober 2023 | 15.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jenderal Oerip Soemohardjo. Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hanya sebagian publik yang mengenal tokoh satu ini di setiap HUT TNI pada 5 Oktober. Ya, Jenderal Oerip Soemohardjo namanya, merupakan salah satu orang yang menjadi peletak ABRI-TNI dalam hal keorganisasian. Ia memiliki peran yang cukup signifikan dalam mengubah struktur internal TNI yang terdiri dari berbagai kelompok militer sebelum Proklamasi Kemerdekaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karir Kemiliteran dan Peran Jenderal Oerip

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jenderal Oerip Soemohardjo, kadang ditulis Urip Sumohardjo, yang kemudian menjadi Kepala Staf Umum TNI pertama selama Revolusi Nasional Indonesia, awalnya memulai karir militernya dengan mengikuti pelatihan militer di Meester Cornelis, Batavia.

Setelah menyelesaikan pelatihan tersebut, ia bergabung dengan Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL). Namun, pada tahun 1938, setelah mengabdi selama 25 tahun, Urip Sumoharjo mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari KNIL.

Dilansir dari Koran Tempo Edisi Sabtu, 27 April 2013, ia lahir pada tanggal 23 Februari 1893 di Purworejo. Di antara rekan-rekannya seperti Abdul Haris Nasution dan Gatot Subroto, dia menonjol sebagai salah satu yang terkemuka. Urip adalah satu-satunya warga Indonesia yang mencapai pangkat mayor dalam KNIL.

Pada tanggal 14 Oktober 1945, Urip Sumoharjo dipanggil kembali untuk mengemban tugas sebagai Kepala Staf dan Pemimpin Sementara Angkatan Perang. Peran utamanya adalah menggabungkan kekuatan berbagai kelompok militer yang terpecah di seluruh Indonesia.

Setelah itu, pengalaman militernya membawa dia terpilih sebagai Kepala Staf Tentara Keamanan Rakyat. Sehari setelah peristiwa 10 November 1945, Urip mengumpulkan komandan militer dari Jawa dan Sumatera di Yogyakarta untuk membahas situasi. Saat berlangsungnya rapat, beberapa perwira bahkan mendorong forum tersebut untuk memilih seorang panglima besar.

Pada saat itu, citra Urip sebagai mantan anggota KNIL tetap melekat padanya. Hasil pemungutan suara akhirnya menunjuk Soerdirman, yang baru saja meraih kemenangan gemilang di Ambarawa, Jawa Tengah, sebagai panglima besar.

Sebagai orang kedua dalam hierarki, Urip secara aktif terlibat dalam upaya perbaikan internal dalam tentara, yang saat itu terdiri dari berbagai kelompok militer yang beroperasi secara independen. Urip memimpin usaha untuk merapikan struktur tentara, yang tidak mudah dilakukan karena ada ribuan anggota kelompok militer yang tidak ingin melepaskan senjata mereka.

Kesehatannya yang semakin memburuk akhirnya membuatnya hanya bisa terbaring ketika pemberontakan Partai Komunis Indonesia meletus di Madiun, Jawa Timur. Pada tanggal 17 November 1948, Oerip meninggal di Yogyakarta pada usia 55 tahun.

RYZAL CATUR ANANDA SANDHY SURYA | M RAFI AZHARI
Pilihan editor: HUT TNI ke-20 pada 5 Oktober 1965, Momen Peringatan Paling Kelam Bagi Tentara

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus