Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Koordinator Jaringan Islam Liberal, Hamid Basyaib, mengatakan Dawam Rahardjo punya mimpi yang belum terwujud sampai akhir hayatnya. Anggota Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah 2000-2005 itu bercita-cita membuat ensiklopedia tentang Al-Quran. "Itu ide revolusioner sampai sekarang dan sampai sekarang tidak ada yang melaksanakannya," kata Hamid saat dihubungi, Kamis, 31 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ensiklopedia itu sebenarnya adalah buku tafsir Al-Quran. Namun buku tafsir yang ingin dibuat Dawam ini, kata Hamid, berbeda dari yang dibuat ulama kebanyakan. Jika biasanya sebuah tafsir Quran dibuat oleh satu ulama, yang diimpikan Dawam adalah buatan sejumlah ulama plus ilmuwan. "Jadi ensiklopedia itu akan dibuat oleh tim," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamid menuturkan Dawam memiliki ide itu karena pendapat hanya satu ulama tidak akan cukup menampung seluruh gagasan yang ada di Al-Quran. Sehingga para ilmuwan lintas disiplin ilmu harus dilibatkan. "Misalnya untuk membahas suatu ayat mengenai Firaun, tentu ilmuwan arkeologi yang bisa lebih menjelaskan."
Hamid bercerita pertama kali mendengar ide mantan Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah itu pada sebuah acara diskusi di Yogyakarta pada 1985. Namun sayang, menurut Hamid, gagasan Dawam itu kurang mendapat tanggapan. "Sulit mengumpulkan banyak ahli untuk satu tujuan."
Tak kunjung mendapat tanggapan, kata dia, akhirnya Dawam sendiri yang mengerjakan ide itu. Menjelang akhir 1980-an, Dawam rutin menulis tafsir Al-Quran dalam rubrik di majalah Ulumul Quran.
Beberapa tahun Dawam menulis, kumpulan artikel dalam rubrik itu akhirnya dikumpulkan. Kumpulan artikel itu kemudian digabungkan dan Dawam menjadikannya buku Ensiklopedi Al-Quran yang terbit pada 1996.
Meski begitu, Dawam sebenarnya tak puas dengan buku itu. Sebab, buku itu belum mewakili cita-citanya. Dawam ingin tim ulama dan ilmuwan yang menulis buku itu. Namun ensiklopedi itu Dawam tulis sendirian. "Itu tentu saja tidak memadai, karena berlawanan dengan kemauan dia sendiri. Tapi daripada enggak ada, akhirnya dia rintis sendiri," kata Hamid.
Tak hanya dikenal sebagai cendekiawan, Dawam Rahardjo dikenal kritis terhadap diskriminasi dan giat membela prinsip kesetaraan dan pluralisme. Dawam tutup usia di usia 76 tahun karena menderita penyakit komplikasi, mulai diabetes, jantung, hingga stroke. Dalam beberapa bulan terakhir, dia harus menjalani perawatan intensif.