Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengenang sosok almarhum Dawam Rahardjo sebagai orang yang konsisten melawan diskriminasi. "Beliau seorang cendekiawan muslim yang gagasan dan tulisannya sangat tajam dalam menyikapi setiap peristiwa-peristiwa yang ada di negara kita," kata Jokowi usai melayat Dawam di Komplek Billymoon, Jalan Kelapa Kuning III, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Kamis, 31 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dawam merupakan tokoh muslim yang dikenal kritis terhadap diskriminasi terhadap pemeluk Ahmadiyah di Indonesia. Dia dikenal konsisten membela prinsip-prinsip kesetaraan dan pluralisme seperti mendiang Yap Thiam Hien.
Baca: Alasan Dawam Rahardjo Dimakamkan di TMP Kalibata
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dawam tutup usia di umur 76 tahun. Ia meninggal setelah menderita penyakit komplikasi, mulai dari diabetes, jantung, hingga stroke. Dalam beberapa bulan terakhir, dia harus menjalani perawatan intensif untuk mengobat penyakitnya.
Menurut Jokowi, gagasan Dawam yang tertuang dalam tulisan-tulisannya kerap menjadi rujukan bagian cendekiawan muslim lainnya. Karena itu, Jokowi mengaku sangat kehilangan atas kepergiannya.
Jokowi mengaku terakhir kali bertemu Dawam saat menghadiri undangan di Bogor. Saat itu, Jokowi melihat kondisi Dawam sudah terlihat sakit. "Beliau sudah lama sakit," ucapnya.
Baca: Melayat Dawam Rahardjo, Jokowi: Kita Sangat Kehilangan
Sebelum mengembuskan nafas terakhir, Dawam pernah mengutarakan keinginannya untuk dimakamkan di TMP Kalibata. Walhasil, keluarga pun menyanggupi keinginan itu hingga akhirnya bisa terwujud. Rencananya, jenazah akan dimakamkan siang ini.
Dawam Rahardjo mengembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat selama 20 hari di ruangan Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Akhir Januari 2018, dia sempat menjalani perawatan intensif selama tiga bulan di rumah sakit karena penyakit yang sama.