Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Perempuan Indonesia menggelar aksi memperingati Hari Perempuan Internasional. Women's March 2024 ini diikuti oleh ratusan perempuan dari berbagai organisasi, komunitas, dan individu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencana aksi pada Jumat, 8 Maret 2024, digelar di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Namun pantauan di lapangan, akses Jalan Merdeka Barat menuju Kompleks Kepresidenan Jakarta sudah ditutup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Massa memulai aksi dari Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sekitar Jumat pukul 8.00 WIB. Lokasi itu hanya satu kilometer menuju Monas. Rute masih ditutup saat massa sampai di depan pintu Monumen Nasional seberang Gedung Indosat.
"Ancaman bukan di sini, tapi di sana," kata orator aksi yang tertahan tidak memasuki depan Istana.
Secara umum, tema yang diangkat oleh International Women’s Day 2024 adalah “Inspire Inclusion (menginspirasi inklusi)”. Ini disampaikan Aliansi Perempuan Indonesia dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa, 5 Maret 2024.
Hari Perempuan Internasional dianggap menjadi momentum yang tepat bagi Aliansi Perempuan Indonesia menyatakan sikap terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Sebanyak lebih dari 10 organisasi perempuan menyuarakan tuntutannya di depan Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Cikini, Jakarta Pusat. Mereka menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, tegakkan demokrasi dan supremasi hukum. Kedua, wujudkan kebijakan yang mendukung penghapusan kekerasan dan melindungi perempuan.
Beberapa di antaranya RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) dan Ratifikasi Konvensi International Labour Organization (ILO) Nomor 190 Tahun 2019 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja.
Tuntutan ketiga, tuntaskan berbagai kasus pelanggaran HAM Berat Masa Lalu dan berbagai pelanggaran HAM saat ini secara berkeadilan dan berpusat pada pemenuhan, serta pemulihan hak-hak korban.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Ramai IUP UGM di Media Sosial, Ini Penjelasannya