ALKISAH, waktu penyebar Islam berdatangan ke daerah Nusantara
yang terdiri banyak pulau ini menyebut negeri yang ditemukan
mereka dengan Jaziratul Muluk Artinya daerah yang hanyak raja
Dari kata "muluk" maka timbul istilah Maluku. Dan memang benar,
di Maluku terdapat raja dalam jumlah banyak. Setiap kampung/desa
yang disebut negeri ikepalai seorang raja, yang istilah
sananya disebut Latu Patti.
Maka Gubernur Hasan Slamet dalam bulan-bulan pertama di kursi
jabatannya melakukan apa yang menurut istilahnya adalah
"melihat, mendengar dan mencatat". Seluruh daerah akan
dikembangkan. Pembangunan harus menyerap dan diserap oleh
masyarakat secara keseluruhan. Tenaga kerja dan tenaga terdidik
masih kurang dan ini merupakan problim. "Bisa saja kita
mengundang pekerja dan modal dari luar tapi kan sifatnya tidak
mendidik", kata Gubernur. Diberikannya contoh suatu percakapan
kecil dengan penduduk kampung. Dulu mereka tidak ambil pusing
dengan batu-batu yang berada di dekatnya. Kini mereka
mengumpulkannya dan dijual kepada PU. Dulu mereka tidak
menyadari haknya yang menghasilkan uang itu. Maka
berderet-deretlah tumpukan batu yang diukur meteran dengan rapi
sepanjang jalan antara Ambon dan Hila. "Di sini dimulai dari
dasar, pembangunan manusia",kata Hasan Slamet lagi.
Sebelum ini Maluku dianggap orang sebagai daerah yang "ricuh".
Dua gubernur sebelumnya turun kursi dalam situasi yang kurang
baik. Dulu kolonel, kemudian brigjen dan kini mayor jenderal.
Mampukah sang mayor jenderal menggarap Maluku dengan baik? "Saya
suka menghadapi tantangan", ujarnya lagi.
Hasil Laut
Permulaan yang baik telah ditunjukkan Gubernur Hasan Slamet.
Dalam waktu kurang dari satu minggu pembicaraan RAPBD dapat
terselesaikan oleh DPRD. Biasanya pembicaraan sensitip ini
dilakukan dengan berlarut-larut, bersitegang antara DPRD dan
Pemda. APBD sekitar 8,5 milyar rupiah nampak kecil tapi sektor
pendapatan daerahnya justeru lebih besar jika dibandingkan
dengan Sulsel yang berpenduduk 6 juta. Maluku yang penduduknya
kira-kira satu juta orang menduduki posisi ke IV dari hasil
ekspornya dibandingkan dengan daerah-daerah Indonesia lainnya.
Potensi lautnya sangat besar. Ini terbukti dengan hasil terakhir
berupa $ 16 juta, yang merupakan eksploitasi teratas di
Indonesia pada bidang hasil laut.
"Maluku adalah Indonesia kecil", kata Gubernur lagi, "jika
Indonesia kita bepergian antar propinsi meliwati laut sedang di
Maluku dari kabupaten ke kabupaten, dari kecamatan ke kecamatan
dan dari desa ke desa harus melalui lautan". Hubungan merupakan
faktor yang sangat penting untuk menjaga integritas dan
koordinasi kerja. Hubungan telepon dengan SSB ke seluruh
kecamatan sudah ada. Pelayaran antar pulau diperbaiki. Dari
Ambon ke Ternate ada dua kali penerbangan tiap minggunya. Ke
Maluku Tenggara penerbangan perintis ini sekali seminggu. Di
Tanimbar akan dibuatkan landasan terbang.
Maluku merupakan daerah terbuka. Keamanan harus mendapat
perhatian yang berlebih. RMS berasal dari sana. Pulau Buru yang
menjadi daerah hunian tahanan G-30S/PKI ada di sana. Apakah yang
bisa diharapkan dari Maluku masa kini? Apakah kita akan
berkubang dengan nostalgia masa lalu, berbangga dengan
rempah-rempah? Satu hal yang perlu dicatat dengan baik. Bila
panen tiba, penduduk Sulsel membeli emas, penduduk Sulut
berpesta dan orang Maluku menanamkan modalnya untuk masa depan
yang bagus: menyekolahkan anak, membangun mesjid atau gereja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini