Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi akhirnya resmi memilih Maruf Amin menjadi calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam pilpres 2019. Maruf dipilih diantara sejumlah nama lain yang sempat beredar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan perenungan yang mendalam dan masukan saran dari seluruh elemen masyarakat, saya memutuskan yang akan mendampingi saya menjadi calon wakil presiden adalah Prof. Dr. KH. Maruf Amin,” kata Jokowi di Restoran Plataran Menteng, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat dipilih menjadi cawapres Jokowi, Maruf tengah memegang dua jabatan penting. Ia adalah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020 dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2020.
Rais Aam punya arti sebenarnya Ketua Umum PBNU. Sebagai ketua umum, pria kelahiran Tangerang 75 tahun lalu itu menjadi ulama yang paling disegani di kalangan nahdliyin, sebutan untuk pengikut NU. Jabatannya yang kedua ini pula yang membuat PBNU mendukung Jokowi supaya memilih dirinya menjadi cawapres.
Maruf lahir dari lingkungan agama yang kental. Ia adalah keturunan dari Syekh Nawawi Al Bantani, ulama besar Banten. Maruf menempuh pendidikan awal di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Ibnu Chaldun dan sempat berkarir sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta.
Mempunyai latar belakang pendidikan agama yang kental, Amin juga aktif sebagai politikus. Ia pernah menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan majelis Permusyawaratan Rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia juga pernah menjabat Ketua Dewan Syuro partai tersebut.
Dalam pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Amin pernah menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak tahun 2007-2014.