Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengklaim negara-negara berkembang biasanya hanya memiliki satu kesempatan untuk jadi negara maju. Kesempatan tersebut, kata Jokowi, adalah saat suatu negara mendapatkan bonus demografi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara Forum Rektor Indonesia di Surabaya pada Senin, 15 Januari 2024. Awalnya, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengutarakan pentingnya bersiap menghadapi peluang yang ada di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, Indonesia mungkin tidak akan mendapat kesempatan lain jika gagal memanfaatkan bonus demografi. “Karena dalam peradaban sebuah negara, kita itu hanya, biasanya hanya diberi sekali peluang untuk menjadi negara maju. Peluang yaitu saat kita diberi bonus demografi,” kata Jokowi dalam acara itu dikutip melalui siaran youtube Sekretariat Presiden, Senin, 15 Januari 2024.
Jika gagal memanfaatkan peluang itu, Jokowi berujar Indonesia bisa terjebak middle income trap. Diketahui, middle income trap adalah kondisi suatu negara yang berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tertahan untuk mencapai tingkatan pendapat tertinggi karena negara tersebut tidak dapat bersaing dengan negara berpenghasilan rendah, dari soal sumber daya alam sampai tenaga kerja.
Jokowi memberikan contoh negara-negara Amerika Latin yang gagal memanfaatkan peluang tersebut. “Saat itu, tahun 50-an, 60-an mereka sudah menjadi negara berkembang, tapi sampai saat ini mereka tetap menjadi negara berkembang. Dan bahkan ada yang malah turun menjadi negara miskin,” ucap Jokowi.
Dia mengklaim hal itu terjadi kepada negara-negara Amerika Latin tersebut lantaran mereka gagal memanfaatkan peluang yang pernah ada. “Karena tidak memanfaatkan opportunity, tidak memanfaatkan kesempatan, tidak memanfaatkan peluang yang diberikan dan terjebak kepada middle income trap,” ujarnya.
Maka dari itu, Jokowi menyatakan ingin mengoptimalkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Hal itu, kata dia, agar Indonesia memilki sumber daya manusia yang berkualitas dalam periode bonus demografi nanti.
Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah untuk pemerintah dan para rektor perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Apalagi, Jokowi berujar, peringkat perguruan tinggi Indonesia dibandingkan negara-negara lain masih cenderung rendah. “Inilah pekerjaan besar bapak-ibu rektor yang saya hormati,” kata Jokowi.